(Movie Review) 3: Alif Lam Mim
Setiap orang memiliki hobi tersendiri mungkin salah satunya menonton film. Hobi saya di antaranya menonton drama seri jepang, anime yang tayang dalam satu musim, dan beberapa film. Ke bioskop bukan hobi saya. Terhitung buang-buang waktu apalagi jika film yang ditonton tidak sesuai dengan yang diharapkan. Namun, saya tidak dapat menahan diri jika suatu film memiliki genre dan alur cerita yang sesuai selera. Setiap orang tentu memiliki selera dan genre masing-masing. Saya lebih cenderung memilih film bergenre action, mystery (yang berbau detektif), supranatural (khusus anime), dan terkadang biografi serta religi. Jujur saya bukan religius tapi saya menyukai film semacam 99 Cahaya di Langit Eropa dan Alif Lam Mim.
Film Alif Lam Mim mulai tayang di Indonesia pada 1 Oktober 2015. Berniat untuk menonton namun tidak dapat menyisihkan waktu ke bioskop. Selain itu, film ini juga terhitung cepat turun layar. Padahal dari judul saja sudah menarik (menurut saya) apalagi setelah membaca sinopsis singkatnya. Mencari web yang menyediakan link download film Indonesia bukan lah hal mudah seperti film lainnya. Hal ini baik bagi industri perfilman dalam negeri yang berarti pembajakan film dalam negri tergolong minim. Namun bagi saya yang penasaran dengan film 3: Alif Lam Mim harus mencari cara. Film ini sempat ditayangkan di salah satu stasiun tv swasta namun, lagi-lagi saya tidak berkesempatan menontonnya.
HOOQ, salah satu aplikasi untuk menonton film secara online maupun offline (download terlebih dahulu), saya kenali melalui bonus yang saya dapat ketika memasang paket internet. Dulu ga tau HOOQ itu apa. Ternyata beberapa teman saya sudah lebih dulu menggunakan HOOQ jadi saya juga ikutan. Film 3: Alif Lam Mim pun bisa saya tonton dengan lengkap tanpa jeda iklan. Maksud saya lengkap, filmnya tidak dipotong, durasi lengkap 2 jam 6 menit. Dengan begini, HOOQ juga turut andil dalam kemajuan perfilman Indonesia. Masyarakat luas dapat menonton film karya anak bangsa dan menyadari bahwa film Indonesia tidak kalah kualitasnya dengan film dari luar negeri. Film-film yang tergolong cukup lawas juga dapat dinikmati di sini.
Judul film 3 menyimbolkan 3 tokoh utama. Alif Lam Mim, yang erat kaitannya dengan agama. Alif diperankan oleh Cornelius Sunny, seorang pajurit atau dalam film ini sering disebut aparat berjuang membunuh penjahat, berjuang demi kebenaran.
Lam atau Herlam diperankan oleh Abimana Aryasatya, seorang jurnalis yang ingin mengungkapkan kebenaran. Menurutnya, masyarakat perlu mengonsumsi informasi yang benar adanya. Lam juga ahli mengenai IT. Anaknya, Gilang bahkan sudah dapat hack server milik sekolahnya sendiri. Istri Lam, Gendis diperankan oleh Tika Bravani, sepupu Mim yang senantiasa berjuang bersama dan juga memiliki keahlian bela diri seperti 3 sahabat tokoh utama.
Mim atau Mimbo diperankan oleh Agus Kuncoro. Mimbo memilih berjuang melalui agamanya dengan menebar kebaikan seperti ajaran Kiai.
Mereka bertiga bersahabat berasal dari Padepokan Al-Ikhlas. Hanya Mim yang bertahan di pondok, namun mereka bertiga masih taat beribadah di Indonesia versi tahun 2036 dimana Hak Asasi Manusia dijunjung tinggi. Aparat dilarang menggunakan senjata api melainkan senjata yang dapat melumpuhkan musuh. Hal-hal yang berhubungan dengan agama dianggap dapat memunculkan perpecahan. Daerah Jakarta dibagi per distrik.
Berbagai peristiwa terjadi berdasarkan rencana berbagai pihak dengan dilik perdamaian, keseimbangan kehidupan, dan sebagainya, dan sebagainya. Alur cerita berjalan cukup menegangkan. Perkelahian-perkelahian yang terjadi terlihat begitu alami. Tak heran beberapa pemain The Raid juga ambil andil dalam film ini. Efek CGI pada film ini jiga ternilai bagus. Konflik antar kelompok mempertemukan Alif dan Mim yang harus saling berhadapan. Lam berusaha agar hal tersebut tidak terjadi namun tak terelakkan. Lam harus kehilangan istrinya ketika konflik memuncak. Di samping itu, Alif juga bertemu dengan mantannya, Laras yang ternyata bukan nama aslinya.
Walaupun hanya tayang sebentar, mungkin karena tema yang diusung multitafsir sehingga dikhawatirkan salah penafsiran bagi yang menonton, film ini menlmbuktikan kualitas film Indonesia di mata perfilman luar. Film ini pun masuk sebagai salah satu film di Festival Film Osaka bersama Copy of My Mind.
Beberapa percakapan diucapkan dalam bahasa inggris. Percakapan yang sederhana dan mampu dimengerti namun bagi orang-orang umum yang tidak begitu dekat dengan bahasa inggris mungkin tidak dapat memahami percakapan tersebut. Alangkah baiknya bila penggunaan bahasa asing diminimalisir atau diberikan subtitle untuk membantu penonton.
Oh iya, sebenernya ada beberapa adegan yang pengen saya screenshot, tapi sayangnya ga bisa. Entah HOOQ di hp saya saja atau bagakmana. Mungkin ini berkaitan dengan hak cipta film tersebut. Jika memang begitu, maka HOOQ aplikasi dengan tidak melupakan hak cipta.
Setelah membaca review di atas, tertarik menonton film 3? Siapa Laras sebenarnya? Mengapa Gendis meninggal? Siapa dalang di balik semua ini? Tertarik mengetahui akhir film ini? Tenang, film ini tersedia di HOOQ. Saya juga masih memiliki beberapa daftar judul film Indonesia yang akan saya tonton di HOOQ.
2 komentar
wah boleh juga tuh tonton filmnya
BalasHapusOh iya sis, btw ada info lomba nih. Buat sis yang suka nulis bisa ikutan lomba menulis blog ini (bakal diadain tiap bulan dengan tema yang beda). Total hadiahnya jutaan loh. Lumayan buat ditabung dan agan bisa ikutan lagi bulan depannya.
Link : http://www.dumetschool.com/lomba/menulis-blog
* : lomba tidak dipungut biaya apa pun
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus