• Home
  • About
  • Contact
twitter facebook instagram

Magition

~~ The Magical of Human Imagination ~~

Buku nonfiksi Kokoro no Kizu o Iyasu to Iu Koto. Sumber: amazon.co.uk

Kokoro no Kizu o Iyasu to Iu Koto merupakan drama jepang yang mengangkat biografi seorang psikiater muda bernama Katsumasa An yang di dalam drama diubah namanya menjadi Kazutaka An. Judul drama ini sendiri mengadopsi judul buku karangan sang dokter jiwa tersebut. To Heal Your Wounds dalam judul bahasa inggrisnya ini merupakan buku nonfiksi yang ditulis Katsumasa An ketika ia mengobati jiwa-jiwa para korban selamat pasca gempa besar Hanshin-Awaji yang terjadi pada Pada 17 Januari 1995 pukul 5.46 pagi. Ini merupakan gempa pertama yang terjadi di dekat pemukiman pasca perang dunia kedua. Dapat dibayangkan betapa terguncangnya hati para korban yang selamat. Dokter An merasa kesehatan mental memegang peranann penting dalam menyembuhkan trauma pasca gempa ini bagi mereka-mereka yang sehat raganya namun tidak jiwanya. Buku ini masih dpaat kamu dibeli di amazon.com, kok.

Versi drama Kokoro no Kizu o Iyasu to Iu Koto sangatlah singkat yakni hanya 4 episode saja. Cukup dengan 4 episode namun dapat membuat hati terenyuh. Dengan dialog yang tidak mencapai 400 di setiap episodenya, sudah menyentuh relung hati. Cerita yang padat namun tidak terburu-buru. Tidak menampilkan hiruk-pikuk kepanikan saat gempa, namun berkali-kali menampilkan gedung-gedung yang hancur, jalanan yang terbelah, korban yang bergelimpangan, dan korban selamat yang menyiratkan banyak kekhawatiran. Semua adegan moment of silence yang ditempatkan pas pada posisinya. Iringan musik yang juga sangat mendukung agar penonton dapat merasakan kesedihan yang mendalam namun tidak lupa untuk memastikan agar pesan yang ingin disampaikan oleh drama ini, buku ini, bahkan dari dokter An sendiri tepat pada sasaran. Drama ini dibuat untuk memeringati 25 tahun pasca gempa.

Katsumasa An dan anak. Sumber: nhk.or.jp

Katsumasa An atau dalam tatanan bahasa Jepang An Katsumasa (An nama keluarga) lahir pada 6 Desember 1960 di Osaka. Ia lahir dari ayah dan ibu yang merupakan orang Korea dan tinggal di Jepang disebut Zainichi. Anak kedua dari tiga bersaudara ini masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Kobe. Sang kakak telah menjadi insinyur energi nuklir. Kazutaka (nama di dalam dorama) menyatakan pilihannya untuk mengambil spesial jiwa (di Indonesia gelarnya Sp. KJ atau spesialis kesehatan jiwa). Ayahnya dengan keras menentang karena menurut sang ayah, dokter jiwa tidak begitu banyak dibutuhkan dan meminta Kazutaka mencontoh sang kakak yang sudah berhasil hingga dunia internasional untuk mengambil spesialis yang lebih banyak dibutuhkan. Kazutaka tetap pada pendiriannya. Dokter jiwa masih sedikit dan bukanlah hal mudah untuk memahami hati dan pikiran manusia, batinnya.

Tahun 1995, gempa Hanshin-Awaji terjadi. Kobe yang terletak 20 km dari pusat gempa terkena dampak dan penduduk Kobe menjadi korban tewas terbanyak. Dokter An terjun ke lapangan untuk memberikan bantuan terapi kejiwaan bagi para-para korban yang stres akibat gempa. Membantu mereka untuk bangkit, memberikan solusi agar para korban selamat ini dapat tidur nyenyak dan melanjutkan hidupnya kembali. Drama ini membuat kita tersadar bahwa sebuah bencana tidak hanya memberikan dampak secara fisik namun juga mental. Trauma di hati dan pikiran ini memang sulit dideteksi apalagi yang empunya hati kadang tidak mengerti dirinya sendir. Banyak orang yang denial dengan keadaannya sehingga kebanyakan dari mereka mengabaikan dan menganggap remeh kesehatan mental. Walau begitu, dokter An tidak tinggal diam. Ia bahkan memanggil teman sejawat psikiaternya yang tinggal dari berbagai kota untuk datang ke lokasi gempa dan membantu mengobati korban-korban ini.Atas langkahnya yang unik ini, seorang reporter pun memintanya untuk menulis artikel mengenai situasi pasca gempa dari sudut pandang seorang psikiater. Dari kumpulan artikel inilah yang kelak akan menjadi buku.

Mendapatkan gelar Doktor di Departemen Psikiatri, Fakultas Kedokteran, Universitas Kobe pada tahun 1997 di bawah didikan Hisao Nakai dan Naohiko Yamaguchi, ia pun aktif melakukan penelitian mengenai PTSD (post-traumatic stress disorder atau gangguan stres pascatrauma dan dissociative identity disorder (kepribadian ganda). Hasil dari penelitiannya bersama rekan-rekannya ini tertuang dalam judul Dissociative Identity Disorder and Childhood Trauma in Japan dalam jurnal Psychiatry dan Clinical Neurosciences Volume ke-52 dan Isu ke-51 yang terbit tahun 1998 dan dipublikasi secara online pada tahun 2002. Kamu bisa membaca jurnalnya di sini. Dari jurnal ini, kita dapat tahu kalau penelitian yang dilakukan Katsumasa An dkk ini memakan waktu lebih dari 4 tahun lamanya. Di drama diisyaratkan bahwa dokter An sangat ingin menulis mengenai ini agar orang-orang dapat mengerti para penderita dan agar para penderita tidak dikucilkan melainkan dirangkul bersama.


Wah! Kalau diingat, negara kita juga negara rawan bencana alam baik itu gempa, tanah longsor, banjir, dll. Hal ini membuatku selalu berdecak kagum bagaimana masyarakat Aceh dapat bangkit pasca porak poranda akibat Tsunami dan bagaimana saudara-saudara setanah air yang lain juga bisa bangkit dari masa-masa sulit. Doa kami menyertai kalian semua.

Kembali lagi ke dokter An. Ia terdiagnosis kanker hati pada tahun 2000 ketika istrinya sedang mengandung anak ketiga. Ia berusaha bertahan hidup setidaknya hingga ia bisa melihat anaknya lahir dan mendapatkan ide untuk nama si calon bayi. Saat sang istri mengalami konstraksi, ia pun sedang mengalami masa kritis. Rekan dokter An yang sudah lama bekerja bersamanya, dokter Kobayashi menyadari keadaan dokter An yang semakin parah hingga ia berinisiatif untuk memvideokan bayi tersebut agar dokter An dapat melihatnya. Dokter An meninggal dunia pada 2 Desember 2000. Ketiga anaknya dokter An yang sesungguhnya pun muncul dalam ending episode keempat, episode paling ambyar! Setiap episode menyuguhkan kehangatan hubungan sesama manusia baik dengan keluarga, sahabat, guru, rekan kerja, bahkan dari orang yang tidak kita kenal, bahwa kita sama-sama saling membutuhkan satu sama lain. 

Tasuku Emoto sebagai Kazutaka An. Sumber: asianwiki.com

Drama yang tayang pada Januari hingga Februari 2020 ini dibintangi oleh artis-artis terkenal seperti Tasuku Emoto yang berperan sebagai Kazutaka An. Aktor satu ini perawakannya sangat mirip dengan tokoh sebenarnya. Ia pun berhasil mempersonifikasikan karakter dokter An. Adapula Machiko Ono sebagai sang istri yang mampu menunjukkan chemistry yang sangat pas dan tidak berlebihan. Kodai Asaka sebagai dokter Kitabayashi, rekan yang paling sering bersama dokter An sepanjang karirnya. Gaku Hamada sebagai dokter Koji Yuasa, sahabat dekat Kazutaka sejak SMA sudah sama-sama bertujuan masuk kedokteran namun berpisah ketika Kazutaka An memilih psikiatri dan Yuasa meneruskan rumah sakit milik keluarganya. 

Walau dokter An sudah tiada, semoga kita dapat mengambil pelajaran dari karya-karyanya dan kisah hidupnya. 




Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
Tahun 2016 menjadi tahun mengejutkan bagi dunia perfilman animasi Jepang. Kimi no Na wa atau Your Name yang dirilis Agustus 2016 ini menjadi film animasi terlaris sepanjang masa di Jepang menggeser Spirited Away, film animasi legendaris Jepang yang sebelumnya berhasil meraih penghargaan Oscar. Kimi no Nawa pun juga sempat digadang-gadang akan meneruskan jejak pendahulunya tersebut. Mengangkat kisah yang unik, Makoto Shinkai melalui Kimi no Nawa mampu menggaet penghargaan sebagai Naskah terbaik pada Japan Academy Prize ke 40.
Di balik film yang berkelas, tentunya banyak bakat-bakat berkualitas yang bekerja sama. Kimi no Nawa berkisah tentang seorang siswa SMA, Mitsuha, yang tinggal di sebuah desa kecil yang sangat ingin menjadi anak laki-laki tinggal di kota. Suatu hari ia bertukar jiwa dengan sosok imajiner yang ia inginkan (anak laki-laki tinggal di kota), Taki Tachibana. Suatu ketika pertukaran mulai terhenti, Taki pun penasaran. Ia bertekad mencari Mitsuha ke tempat yang tidak ia ketahui. Hanya gambaran samar yang ia ingat menjadi petunjuknya. Kenyataan yang ia temukan di tempat ia tinggal saat menjadi Mitsuha begitu tidak masuk akal. Waktu paralel turut ambil bagian dalam pengembangan cerita yang semakin menarik.

Film animasi tidak terlepas dari para pengisi suara yang mampu mengekspresikan perasaan karakter, salah satunya Ryunosuke Kamiki, pemilik suara Taki yang juga harus menyuarakan Mitsuha dalam tubuh Taki. Yuk kita kenali lebih dekat salah satu Golden Generation yang sudah berjibaku dalam dunia perfilman Jepang ini.

1. Memulai karir di usia belia melalui Amuse

sumber: twitter @UETSUKI
Ibu Kamiki telah mendaftarkannya ke agensi Amuse sejak berusia 2 tahun. Seiyuu merupakan profesi pertama yang ia geluti sebelum akhirnya menjadi seorang aktor pada usia 6 tahun. Ia bahkan disebut sebagai golden boy-nya Amuse dan pencetak uang terbesar bagi Amuse di masa depan. Agensi ini sudah menelurkan banyak bintang besar seperti Takeru Satoh, Haruma Miura, Kento Kaku, One OK ROCK, Flow, dll.

2. Lulusan Horikoshi Gakuen

sumber: japanesestation
 SMA superelit di Tokyo ini merupakan ladangya para selebritis Jepang menuntut ilmu. Pria kelahiran 19 Mei 1993 ini lulus dari sekolah ini bersama dengan teman seangkatannya yang juga ternama di bidang hiburan seperti beberapa anggota Hey! Say! JUMP (Yuri Chinen, Ryosuke Yamada, Yuto Nakajima), Shuhei Nomura, Mirai Shida, Shogo Sokamoto, dll.

3. Membintangi tokoh utama Live Action

sumber: imdb
Namanya telah muncul dalam hampir 30 film namun di antaranya peran Kamiki dalam dunia Live Action tidak diragukan lagi. Ia berhasil menarik perhatian berbagai judul untuk menjadikannya sebagai tokoh penting dalam film yang memanusiakan tokoh dari dunia anime, manga, atau light novel ini. Sebut saja film Rurouni Kenshin dimana Kamiki bekerja sama dengan seniornya dari agensi yang sama, Takeru Satoh. Ia berperan sebagai Soujiro Seta tokoh antagonis yang bertarung melawan Kenshin. Film yang dibuat dalam waktu setengah tahun itu memperlihatkan kehebatan Kamiki sebagai seorang aktor laga, karena sebagain besar adegan diperankan langsung oleh aktor, tanpa stuntman. Tidak cukup di situ saja. Duet Kamiki dan Take-kun juga ditemukan dalam Live Action Bakuman. Jojo's Bizarre Adventure dan Sangatsu no Lion adalah dua judul selanjutnya yang memperlihatkan Kamiki memanusiakan karakter animasi.

4. Turut andil dalam film Spirited Away

Ternyata, Kamiki juga menyumbangkan suaranya dalam film animasi legendaris yang disebut-sebut ditandingi oleh Kimi no Nawa. Kamiki menyuarakan tokoh Boh dalam film tersebut. Suara Kamiki juga bisa kita dengar dalam beberapa judul anime lain yang terkenal seperti The Secret World of Arrietty yang dirpoduksi Studio Gibli, Summer Wars, Piano no Mori, dan masih banyak lagi.

5. Bermain dalam J-drama terkenal, Tantei Gakkuen Q salah satunya

Dorama Keiji Yugami
Penggemar dorama atau drama jepang sudah tidak asing lagi dengan Detective School Q. Serialisasi dari manga yang diangkat dari judul sama ini berhasil mengangkat nama Kamiki yang pada saat itu masih bersekolah  sekaligus menjadi debut rekan se-angkatannnya dalam dunia aktor, Yamada Ryosuke. Tidak cukup sampai di situ saja, Kamiki yang sudah mencatatkan namanya dalam hampir 40 drama sebut saja Gakko no Kaidan, SPEC, Bloody Monday hingga Keiji Yugami. Ia pun meraih penghargaan dari perannya sebagai detektif muda dalam drama tahun 2017 tersebut.

6. Sangat menggemari karya Makoto Shinkai

sumber: manga.tokyo
Setelah sekian lama berjibaku dalam dunia pengisi suara, akhirnya Kamiki mendapatkan penawaran paling menarik dalam hidupnya, memerankan tokoh yang dibuat oleh idolanya sendiri. Saat pertama mendapat tawaran tersebut, Kamiki sempat berpikir apakah itu hanya prank belaka. Ia mengaku begitu menyukai karya Makoto Shinkai seperti 5 centimeters per second dan Kotonoha No Niwa. Ia pun tidak menyangka akan ikut beraksi dalam karya sutradara favoritnya.

7. Membuat panggilan unik

Film Rurouni Kenshin
Kamiki punya kebiasaan memanggil rekannya dengan panggilan dalam drama mereka bekerja sama. Sakurai Sho dan Emi Takei salah duanya. Dalam program tv VSArashi, Kamiki memanggil Sakurai Sho dengan sebutan Sakurai-Sensei karena mereka pernah bermain dalam drama yang sama dimana Sakurai menjadi gurunya. Sedangkan panggilan Okaa-san dituturkan pada Emi Takei yang pada kenyataanya lebih muda beberapa bulan darinya. Panggilan tersebut berasal dari Taiga Dorama, dimana ia harus berperan sebagai anaknya.

8. Meraih penghargaan saat remaja

Kamiki yang berperan sebagai tokoh utama dalam film The Great Yokai War mendapatkan penghargaan atas penampilannya yang begitu apik dan memukau. Ia menjadi salah satu yang dinobatkan sebagai Rookie of the Year pada Japan Academy Prize ke 29, ajang penghargaan perfilman paling bergengsi di Jepang.

Di tahun 2019 ini, Kamiki akan kembali hadir mewarnai layar bioskop dalam Fortuna's Eye, Last letter, dan Murder at Shijinso. Kita tunggu saja penampilannya!

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Older Posts

About me

Stray -blogger. Anime-manga-dorama lover. Amateur wpap-er. Subber. Light up your world with colours and words.

Follow me!

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • youtube

Categories

  • animasi
  • ASUS
  • Biografi
  • BNI
  • Book/Movie Review
  • Brown to green
  • Climate action
  • Daily chit chat
  • IDN App
  • investasi
  • karyakuu
  • Lomba blog
  • musikk
  • Newsflash
  • pembiayaan
  • pengelolaan risiko
  • Pensiun
  • pertumbuhan ekonomi
  • Pesona Indonesia
  • Simponi
  • tips and trick
  • Wonderful Indonesia

recent posts

Sponsor

Blog Archive

  • Desember 2023 (1)
  • Desember 2021 (1)
  • Mei 2021 (1)
  • September 2020 (1)
  • Mei 2020 (2)
  • April 2020 (1)
  • Maret 2020 (1)
  • Desember 2019 (1)
  • November 2019 (1)
  • September 2019 (2)
  • Agustus 2019 (1)
  • Juli 2019 (2)
  • Mei 2019 (1)
  • April 2019 (1)
  • Februari 2019 (2)
  • Desember 2018 (2)
  • Juni 2018 (1)
  • Desember 2017 (1)
  • September 2017 (1)
  • Juli 2017 (1)
  • Juni 2017 (1)
  • Mei 2017 (1)
  • April 2017 (4)
  • Maret 2017 (3)
  • Februari 2017 (1)
  • Januari 2017 (1)
  • September 2016 (2)
  • Juli 2016 (1)
  • Mei 2016 (1)
  • Maret 2016 (1)
  • Februari 2016 (1)
  • Juni 2014 (3)
  • Mei 2014 (1)
  • April 2014 (1)
  • Januari 2014 (1)
  • November 2013 (1)
  • September 2013 (1)
  • Agustus 2013 (1)
  • Mei 2013 (2)
  • Januari 2013 (1)
  • November 2012 (2)
  • Oktober 2012 (1)
  • Juni 2012 (1)
  • Januari 2012 (2)
  • Juli 2011 (1)
  • Juni 2011 (1)
  • Mei 2011 (1)
  • Maret 2011 (3)
  • Februari 2011 (1)
  • Januari 2011 (3)
  • Desember 2010 (2)
  • November 2010 (1)

Followers

Komunitas

Komunitas
Literasikk

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates