Book Review: Mary Higgins Clark - We'll Meet Again (Kita kan Jumpa Lagi)

by - 10.20

This the first time for me reviewing a book. Pernah lihat beberapa orang posting di sosmednya tentang review buku yang udah dibaca. Apalagi ngeposting cover foto atau lembaran buku sekarang sudah makin tren. Awalnya mau review novel Haruki Murakami,The Elephant Vanishes. Diri ini terhanyut dengan gaya bahasa yang dirangkai Murakami sehingga lupa mau ngereview haha. The Elephant Vanishes mungkin semacam novel namun pada tiap bab tidak dengan alur cerita berlanjut dan berturut tapi berkesinambungan dengan tokoh utama yang sama. Noh kan bingung juga mau ngereviewnya gimana.


Molly Carpenter Lasch tertuduh atas kematian Gary Lasch, suaminya. Wanita keturunan bangsawan tersebut ditemukan tertidur di kamarnya dengan pakaian bersimbah darah suaminya. Ia tidak dapat mengingat kejadian malam itu sedikit pun. Diduga motif wanita anggun itu adalah dendam karena suaminya 'ada main' dengan perawat muda, Annamarie Scalli.
Molly pulang malam itu dari liburannya dalam rangka menenangkan diri setelah mengetahui perawat muda itu mrngandung anak suaminya dan dengan kenyataan bahwa Molly baru saja keguguran tidak lama sebelum ia mengetahui kebenaran itu. Molly benar-benar tidak ingat bagaimana ia bisa berada di dalam kamar dengan darah suaminya padahal tkp adalah ruang kerja. Namun semua bukti tertuju pada Molly. Senjata pembunuhan adalah patung yang terletak di meja kerja Gary. Ditemukan sidik jari tersangka.

Gary Lasch, pemilik Rumah Sakit Lasch, dokter yang juga anak dokter hebat, Tuan Lasch. Ia menikah dengan Molly yang merupakan anak dari keluarga terhormat. Kematian di usia yang cukup muda ini pun tak luput dari perberitaan media.

Orang tua Molly telah menyewa pengacara muda namun terkenal akan keberhasilannya memenangkan perkara. Pada kasus ini, Philip Matthews, si pengacara itu tidak menemukan celah untuk membela kliennya sehingga ia meminta Molly untuk mengaku saja demi memperpendek masa tahanan.

Awalnya Molly menentang karena ia yakin bukan dia pembunuhnya. Namun, Molly tidak menemukan jalan lain. Ia didekap selama 5 tahun.
Waktu yang tentunya terasa lama itu telah berlalu. Molly keluar dari tahanan didampingi pengacaranya. Pers berkerumun berusaha mendapatkan gambar terbaik dan juga merekam pernyatan dengan sebaik mungkin. Molly dengan tegas menyatakan bahwa dia bukan pembunuh suaminya dan akan mencari tahu siapa pelaku sebenarnya. Di antara reporter yang berkerumun, terdapat Fran Simmons, teman sekolah Molly dulu. Mereka bukan teman akrab seperti Molly dan Jenna Whitehall tapi Molly pernah berusaha menghibur Fran ketika ayahnya meninggal, setidaknya begitu yang diingat keduanya.

"Bukti-bukti yang ada sangat memberatkan, dan aku sudah cukup sering meliput sidang pembunuhan sehingga mengerti bahwa manusia tak mungkin menghancurkan hidup mereka hanya dengan kehilangan kendali selama sesaat saja. Namun bagaimanapun kecuali Molly telah jauh berubah dari gadis yang dulu kukenal, aku bisa bilang dia orang yang paling tak mungkin membunuh orang. Tapi karena alasan itu juga aku bisa mengerti mengapa ia tak bisa mengingat perbuatannya." (Fran Simmons, hal 32)

Kemunculan Fran Simmons seperti menandakan bahwa alur cerita tidak hanya berfokus pada Molly, tetapi juga Fran sebagai tokoh utama kedua. Fran ditunjuk sebagai penanggung jawab sebuah acara berjudul True Crime yang akan menguak kasus kematian Gary Lasch. Penyelidikannya dipermudah dengan kerja sama Molly yang juga ingin mengetahui kebenaran hal yang sama. Novel ini tidak memiliki seorang karakter detektif namun pekerjaan itu layaknya dipegang oleh Fran, wanita muda cekatan yang bekerja di stasiun tv dan punya masa lalu kelam, bunuh diri ayahnya, masih penuh teka-teki.

Gary Lasch memiliki orang-orang intrinsik dalam menggerakkan rumah sakitnya, yaitu dokter Peter Black dan Calvin Whitehall (suami Jenna Whitehall). Cal merupakan pebisnis yang mengendalikan roda bisnis rumah sakit tersebut. Mereka berdua menganggap perselingkuhan Gary yang baru diketahui beberapa hari sebelum ia meninggal dapat mencoreng nama rumah sakit. Keinginan Molly untuk membuka kebenaran juga dianggap menganggu bisnis rumah sakit sehingga mereka meminta Molly menunda penyelidikan hingga kerjasama dilakukan selesai. Tentunya Molly menolak. Semua orang menentang keputusan Molly termasuk Jenna, sahabatnya sejak sekolah. Hanya Fran yang bersedia dan juga Philip (pada awalnya menolak, namun demi kemanan Molly, ia bekerja sama dengan Fran).

Fran mulai mengumpulkan kepingan-kepingan yang berserakan dengan mewawancarai orang-orang pada daftar nama yang diberikan Molly. Molly berusaha mengingat kejadian malam itu, tapi ia mengalami trauma berat hingga terjadi amnesia sesaat. Ia mengumpulkan majalah-majalah lama milik suaminya dan memberikan pada Fran, mungkin ada petunjuk. Fran akhirnya mengetahui rahasia rumah sakit dan Peter Black serta Cal menganggap Fran sebagai ancaman. Mereka berdua juga menolak diwawancara. Molly mulai mengingat pecahan-pecahan memorinya.
Ketika titik-titik sedang dihubungkan, konflik memuncak akibat kematian Annamarie Scalli. Diketahui kematian kekasih gelap Gary itu terjadi setelah pertemuannya dengan Molly. Molly memang mencari keberadaan Annamarie yang dengan susah payah ia temukan lalu membuat janji bertemu. Namun ia tidak terpikir akan kesialan itu. Publik menuduh Molly telah gila. Molly tertekan. Ditemukan pula darah korban di telapak sepatu milik Molly. Tuduhan semakin kuat. Molly tidak sanggup menghadapi kenyataan rumahnya akan dibongkar polisi lagi, diwawancara, disidang, dan sebagainya. Molly seperti tidak ingin hidup lagi.

Fran dan juga Philip bertindak mencari tahu kebenaran kematian yang kedua. Usut-usut, dua minggu sebelum kematian Gary, salah satu dokter yang bekerja di rumah sakit tersebut, dr. Jack Marrow, meninggal dengan keadaan menggenaskan. Apakah ketiga kematian tersebut berhubungan?
Penderitaan Molly tidak sampai situ. Seseorang ahli hukum juga menuntut Molly karena memberikan pernyataan tidak bersalah akan kematian suaminya sehingga masa tahanan yang diperpendek tersebut tidak selayaknya ia dapatkan. Molly seperti tidak ingin hidup lagi.

Fran tetap bersikukuh melanjutkan pencariannya. Kebenaran-kebenaran yang hampir teruangkap tersebut hampir dibayar nyawa oleh Fran. Siapa yang mengincar nyawa Fran? Bagaimana kehidupan selanjutnya berlangsung bagi Molly yang malang?

Alur cerita yang menegangkan sejak kemunculan Fran dan semakin tegang sejak kematian Annamarie, tersaji dalam novel ini. Pada setiap bab, Clark mengganti sudut pandang membuat pembaca pada awalnya bingung namun itulah yang membuat novel ini tidak membosankan. Kemunculan tokoh-tokoh yang tidak berhubungan dengan tokoh utama pada awal cerita namun semua kepingan tersebut bergabung sehingga menjadi suatu kebenaran seiring berjalannya cerita. Clark tidak menonjolkan seorang tokoh detektif, tapi novel ini menyajikan cerita misteri yang luar biasa. Sentuhan istilah medis dan beberapa hal mengenai manajemen rumah sakit serta mengenai pengadilan dapat menambah pengetahuan pembaca. Rinciam karakteristik dijelaskan dengan detail sehingga kita dapat menggambarkan sifat tokoh dengan utuh.

Tidak sabar mengetahui siapa dalang dibalik semua ini? apakah pembunuhnya sama atau berbeda pada tiap kematian yang terjadi? Saya secara penuh merekomendasikan novel ini terutama bagi kalian pecinta novel misteri. Eit, cara pembahasannya memang beda dengan novel misteri pada umumnya, novel ini semacam memiliki alur tersendiri sebagai genre misteri. Tidak hanya pecinta novel misteri saja, para pembaca umum juga sangat direkomendasikan membaca novel ini. Selamat membaca!

You May Also Like

0 komentar