Pelestarian Budaya Lokal dalam Festival Sriwijaya XXV
Melestarikan budaya lokal di era modernisasi seperti ini ternyata bukanlah hal mustahil. Memperkenalkan budaya lokal pada generasi muda yang terpengaruh perkembangan teknologi ke arah modernisasi budaya juga merupakan poin yang tidak dapat diabaikan. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pun mengadakan Festival Sriwijaya yang bertemakan kebudayaan. Festival Sriwijaya ke XXV diadakan pada 18-24 Juli 2016 di area Benteng Kuto Besak, Palembang.
Seperti yang dilansir southsumatratourism.com, Festival Sriwijaya merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan Pemerintah Sumatera Selatan yang tahun ini bertemakan Tata Pemerintahan. Dalam usaha penyebaran informasi mengenai pengadaan acara ini, beberapa hari sebelumnya telah dimassalkan di berbagai media. Salah satu stasiun TV lokal menjadi bagian dalam menyebarkan informasi ini. Di media sosial pun informasi mengenai hal ini diviralkan. Agar tidak ketinggalan berita, saya rekomendasikan untuk mengikuti Instagram dan twitter @pesonasriwijaya yang merupakan akun resmi Dinas Kebudayan dan Pariwisata Sumsatera Selatan. Akun ini akan selalu update mengenai setiap rangkaian festival atau mencari dengan tagar Festival Sriwijaya.
Seperti yang dilansir southsumatratourism.com, Festival Sriwijaya merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan Pemerintah Sumatera Selatan yang tahun ini bertemakan Tata Pemerintahan. Dalam usaha penyebaran informasi mengenai pengadaan acara ini, beberapa hari sebelumnya telah dimassalkan di berbagai media. Salah satu stasiun TV lokal menjadi bagian dalam menyebarkan informasi ini. Di media sosial pun informasi mengenai hal ini diviralkan. Agar tidak ketinggalan berita, saya rekomendasikan untuk mengikuti Instagram dan twitter @pesonasriwijaya yang merupakan akun resmi Dinas Kebudayan dan Pariwisata Sumsatera Selatan. Akun ini akan selalu update mengenai setiap rangkaian festival atau mencari dengan tagar Festival Sriwijaya.
Pembukaan Festival Sriwijaya ke XXV diadakan pada tanggal 18 Juli 2016 dimulai dengan pawai budaya dari Kawasan Kambang Iwak hingga ke Benteng Kuto Besak. Pembukaan secara resmi dilakukan oleh Gubernur Sumatera Selatan, Ir. H. Alex Noerdin S.H. Tak ketinggalan, Bapak Alex turut memeriahkan kemeriahan pembukaan Festival Sriwijaya dengan berduet bersama penyanyi internasional, Keith Martin. Pak Alex pun turut berkicau di twitter mengenai hal ini.
Kicauan Bapak Alex di Official Twitter @alexnoerdin
Saya berkesempatan ikut serta meramaikan Festival Sriwijaya ke XXV pada
malam hari ketiga, 20 Juli 2016. Saat saya mulai memasuki area festival,
disambut dengan lokasi photo boot, selanjutnya terdapat panggung utama
untuk pementasan budaya seperti tari dan teater serta pementasan budaya
lainnya setiap malam. Jangan takut merasa lapar karena lidah akan
dimanja dengan adanya festival kuliner dimana terdapat banyak sekali
stan makanan yang menjajakan makanan khas Sumatera Selatan. Anda tidak
dapat langsung membeli makan di stan, karena digunakan kupon sebagai
media jual beli di sini. Kupon Festival Sriwijaya dapat ditukarkan
dengan nominal yang sama dengan jumlah uang di salah satu stan di area
Festival Kuliner. Masih terdapat lokasi berfoto yang instagramable di
area Festival Kuliner. Ada lambang festival yang khas akan budaya
Kerajaan Sriwijaya dan suatu hal unik lain yaitu terdapat ular tangga
raksasa di area festival kuliner dan. Jangan ketinggaan berfoto di sini
yaa! Jika saja disediakan dadu raksasa, kita pun dapat bermain ular tangga
raksasa sesungguhnya. Sayang sekali, karena pencahayaan di malam hari
dan saya hanya bermodalkan kamera hp, saya tidak mendapatkan foto yang
memuaskan di area ular tangga raksasa ini. Icon khas kota Palembang,
Jembatan Ampera tetap menjadi pilihan untuk befoto selain area photo
booth.
Ular tangga raksasa dan anak yang bermain di atasnya, beserta latar Jembatan Ampera dan bulan purnama
Setelah memanjakan diri dengan makanan khas Sumatera Selatan, saya pun
bergerak ke area penonton untuk menyaksikan teater di panggung utama.
Bertepatan sekali, malam itu, Kota Palembang mendapat giliran untuk
mementaskan teaternya. Begitu ramainya penonton, hingga saya sulit
mendapatkan foto yang pas, tidak berarti saya tidak bisa menonton teater
walaupun posisi berdiri di belakang. Panitia telah mengantisipasi
keramaian ini dengan layar lebar di sisi kanan dan kiri panggung. Saya
pun masih dapat menikmati penampilan dan alur cerita teater tersebut.
Tim teater Palembang mengangkat cerita mengenai Ratu Bagus Kuning, salah
satu penyebar agama Islam di Kota Palembang, khususnya daerah Plaju.
Penampilan yang luar biasa itu diakhiri dengan tepuk tangan meriah oleh
penonotn. Hari semakin malam namun festival tak kunjung sepi. Justru
semakin ramai. Acara pun dilanjutkan dengan penampilan teater dari
kabupaten lain.
Penampilan teater Ratu Bagus Kuning
Tidak cukup dengan memeriahkan festival langsung
di lokasi, acara juga dimeriahkan dengan mengadakan lomba di internet
dan media sosial serta beberapa kelas pelatihan. Bekerja sama dengan
Akademi Berbagi Palembang (@akberplb), diadakan beberapa kelas pelatihan
seperti Kelas Travel & Cultural Blogging, Kelas Travel Video &
Photograph, Kelas Membaca Sriwijaya, dan Kelas Media Sosial untuk
Pariwisata di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II di lantai 1. Saya pun
turut berencana mengikuti kelas tersebut terutama yang berkaitan dengan
dunia blog dengan mendaftar satu hari sebelum hari H. Namun, ketika hari
acara tersebut dilaksanakan saya tidak berkesempatan hadir.
Acara
ini menjadi peluang besar bagi Pemerintah Sumatera Selatan dalam
meningkatkan turis mancanegara, dalam negri, maupun untuk pengunjung
dari Provinsi Sumatera Selatan itu sendiri. Kamu yang berdomisili di
Palembang, jangan mau kalah dengan pengunjung dari luar kota yaa! Yuk,
turut meriahkan acara milik kita semua ini!
0 komentar