Pelestarian Budaya Lokal dalam Festival Sriwijaya XXV

by - 23.21

Melestarikan budaya lokal di era modernisasi seperti ini ternyata bukanlah hal mustahil. Memperkenalkan budaya lokal pada generasi muda yang terpengaruh perkembangan teknologi ke arah modernisasi budaya juga merupakan poin yang tidak dapat diabaikan. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pun mengadakan Festival Sriwijaya yang bertemakan kebudayaan. Festival Sriwijaya ke XXV diadakan pada 18-24 Juli 2016 di area Benteng Kuto Besak, Palembang.

Seperti yang dilansir southsumatratourism.com, Festival Sriwijaya merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan Pemerintah Sumatera Selatan yang tahun ini bertemakan Tata Pemerintahan. Dalam usaha penyebaran informasi mengenai pengadaan acara ini, beberapa hari sebelumnya telah dimassalkan di berbagai media. Salah satu stasiun TV lokal menjadi bagian dalam menyebarkan informasi ini. Di media sosial pun informasi mengenai hal ini diviralkan. Agar tidak ketinggalan berita, saya rekomendasikan untuk mengikuti Instagram dan twitter @pesonasriwijaya yang merupakan akun resmi Dinas Kebudayan dan Pariwisata Sumsatera Selatan. Akun ini akan selalu update mengenai setiap rangkaian festival atau mencari dengan tagar Festival Sriwijaya.

Pembukaan Festival Sriwijaya ke XXV diadakan pada tanggal 18 Juli 2016 dimulai dengan pawai budaya dari Kawasan Kambang Iwak hingga ke Benteng Kuto Besak. Pembukaan secara resmi dilakukan oleh Gubernur Sumatera Selatan, Ir. H. Alex Noerdin S.H.  Tak ketinggalan, Bapak Alex turut memeriahkan kemeriahan pembukaan Festival Sriwijaya dengan berduet bersama penyanyi internasional, Keith Martin. Pak Alex pun turut berkicau di twitter mengenai hal ini.



Kicauan Bapak Alex di Official Twitter @alexnoerdin


Saya berkesempatan ikut serta meramaikan Festival Sriwijaya ke XXV pada malam hari ketiga, 20 Juli 2016. Saat saya mulai memasuki area festival, disambut dengan lokasi photo boot, selanjutnya terdapat panggung utama untuk pementasan budaya seperti tari dan teater serta pementasan budaya lainnya setiap malam. Jangan takut merasa lapar karena lidah akan dimanja dengan adanya festival kuliner dimana terdapat banyak sekali stan makanan yang menjajakan makanan khas Sumatera Selatan. Anda tidak dapat langsung membeli makan di stan, karena digunakan kupon sebagai media jual beli di sini. Kupon Festival Sriwijaya dapat ditukarkan dengan nominal yang sama dengan jumlah uang di salah satu stan di area Festival Kuliner. Masih terdapat lokasi berfoto yang instagramable di area Festival Kuliner. Ada lambang festival yang khas akan budaya Kerajaan Sriwijaya dan suatu hal unik lain yaitu terdapat ular tangga raksasa di area festival kuliner dan. Jangan ketinggaan berfoto di sini yaa! Jika saja disediakan dadu raksasa, kita pun dapat bermain ular tangga raksasa sesungguhnya. Sayang sekali, karena pencahayaan di malam hari dan saya hanya bermodalkan kamera hp, saya tidak mendapatkan foto yang memuaskan di area ular tangga raksasa ini. Icon khas kota Palembang, Jembatan Ampera tetap menjadi pilihan untuk befoto selain area photo booth.

Ular tangga raksasa dan anak yang bermain di atasnya, beserta latar Jembatan Ampera dan bulan purnama


Setelah memanjakan diri dengan makanan khas Sumatera Selatan, saya pun bergerak ke area penonton untuk menyaksikan teater di panggung utama. Bertepatan sekali, malam itu, Kota Palembang mendapat giliran untuk mementaskan teaternya. Begitu ramainya penonton, hingga saya sulit mendapatkan foto yang pas, tidak berarti saya tidak bisa menonton teater walaupun posisi berdiri di belakang. Panitia telah mengantisipasi keramaian ini dengan layar lebar di sisi kanan dan kiri panggung. Saya pun masih dapat menikmati penampilan dan alur cerita teater tersebut. Tim teater Palembang mengangkat cerita mengenai Ratu Bagus Kuning, salah satu penyebar agama Islam di Kota Palembang, khususnya daerah Plaju. Penampilan yang luar biasa itu diakhiri dengan tepuk tangan meriah oleh penonotn. Hari semakin malam namun festival tak kunjung sepi. Justru semakin ramai. Acara pun dilanjutkan dengan penampilan teater dari kabupaten lain.

Penampilan teater Ratu Bagus Kuning

Tidak cukup dengan memeriahkan festival langsung di lokasi, acara juga dimeriahkan dengan mengadakan lomba di internet dan media sosial serta beberapa kelas pelatihan. Bekerja sama dengan Akademi Berbagi Palembang (@akberplb), diadakan beberapa kelas pelatihan seperti Kelas Travel & Cultural Blogging, Kelas Travel Video & Photograph, Kelas Membaca Sriwijaya, dan Kelas Media Sosial untuk Pariwisata di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II di lantai 1. Saya pun turut berencana mengikuti kelas tersebut terutama yang berkaitan dengan dunia blog dengan mendaftar satu hari sebelum hari H. Namun, ketika hari acara tersebut dilaksanakan saya tidak berkesempatan hadir.


Acara ini menjadi peluang besar bagi Pemerintah Sumatera Selatan dalam meningkatkan turis mancanegara, dalam negri, maupun untuk pengunjung dari Provinsi Sumatera Selatan itu sendiri. Kamu yang berdomisili di Palembang, jangan mau kalah dengan pengunjung dari luar kota yaa!  Yuk, turut meriahkan acara milik kita semua ini!


You May Also Like

0 komentar