• Home
  • About
  • Contact
twitter facebook instagram

Magition

~~ The Magical of Human Imagination ~~


Gradasi jingga di langit sore itu menjadi pemandangan yang terasa begitu nikmat bagi Ran di liburan musim panasnya. Bagaimana tidak, ia tidak memiliki kegiatan spesial di liburan kali ini. ‘Apa ya yang akan dilakukan Shinichi saat liburan seperti ini? Ahh, mungkin dia akan liburan ke Hawai atau bagian bumi lain atau mungkin dia menghabiskan hariharinya dengan membaca novel Holmes. Dasar si gila misteri itu’ gumam Ran dalam hati. Terbesit di pikirannya mengapa ia tidak ke rumah Shinichi untuk mampir dan bersih besih? Ran memutuskan ke rumah Shinichi besok pagi.

Ran membersihkan buku-buku berdebu di ruang baca rumah Shinichi. Perhatian Ran teralihkan oleh sebuah novel yang letaknya lumayan tinggi. Berusaha Ia menggapainya. Tiba-tiba seorang bertopi, berbaju layaknya Sherlock Holmes di cerita-cerita, namun parasnya tidak begitu jelas, dating degan tergesa-gesa. Wajahnya pucat karena letih. Sepertinya ia bukan orang Jepang. Ia berteriak dengan paniknya dalam bahasa Inggris.

“Mr. Kudo! Mr.Kudo!”
Segera Ran menghampiri tamunya itu. “Shinichi tidak ada di rumah!”
Kembali orang asing tadi berteriak “Empat! Mereka! Hi-hilang!”. Lelaki itu jatuh karena pingsan. Ran mendekati pria itu berusaha untuk menolongnya. Glek. Tib-tiba ruangan menjadi gelap gulita. Muncul secercah cahaya Semakin lama semakin jelas. Ran mendekai sumber cahaya  dan memerhatikan sekitar. Ia tidak mengenal tempat ini. Dimana ia sekarang? “Ini bukan rumah Shinichi.’gumam Ran

Lelaki paruh baya itu bangun. Sepertinya ia sedikit mengerti akan hal yang telah terjadi. Ia tersenyum licik.

“Nona, waktumu hanya sampai cahaya itu padam.” Ia mulai berbicara.
“Apa maksudmu? Aku masih punya banyak waktu libur untuk membereskan rumah Shinichi!” Ran tak mengerti.
“Lekas temukan. Carilah mereka di antara yang pulang hanya dari daerahku.” Lelaki itu tidak menggubris pertanyaan Ran.
“Tampaknya kau mengerti dengan keadaan ini. Bisa kah kau jelaskan?” Ran mencoba mendesak secara halus.
“Satu profesi. Mulailah dari seseorang yang ingin Kau temukan saat ini. Sisanya sesuaikan sendiri. Ingat-ingatlah ini saat dibutuhkan ‘Suara Itu Pasti Indah’. Lalu, lelaki itu mendekati cahaya, parasnya mulai tampak. Ran berusaha mengenailnya tapi tak bisa.
“Tunggu!” seru Ran.
“Jangan lupa barang bukti.” Orang itu mengakhiri pembicaraan. Dia menghilang bak ditelan cahaya meninggalkan Ran yang kebingungan.

“Shinichi, dimana Kau? Hal aneh terjadi di sini. Ini kasus yang tidak aku mengerti.” Ran mulai menangis.

“Mungkin jika kau di sini, ini hanyalah masalah gampang.” Ran meneteskan air mata. Drrrt. Drrrt. Hp Ran bergetar. Berharap seseorang mencarinya sehingga ia bisa meminta bantuan, tapi ternyata hanyalah alarm makan siang. Ran menyadari bahwa ia tidak mendapat sinyal di tempat ini. Ran memencet tombol keluar dari aplikasi itu. Muncul wallpaper foto Shinichi. Ran mengerti, Ia harus menyelesaikan kasusnya sendiri, tidak boleh membebani orang lain, sama seperti Shinichi.
“Baiklah, ayo kita mulai!” Ran menghapus air matanya. Mengetik kata-kata drai lelaki tadi. Ia tersenyum tipis, “Tak kusangka, liburanku diisi dengan hal ganjil seperti ini”. Lekas ia pikirkan maksud kata-kata orang itu. Empat orang telah hilang. Mungkin mereka orang penting sampai-sampai ada orang yang repot-repot mau mencari mereka. Siapakah empat ornag itu dan dimana harus ditemukan? Kembali Ran berusaha meresapi kata demi kata. Cahaya mulai meredup. “Waktuku tidak banyal.” Ran mulai berkonsentrasi tinggi.

Kembali ia buka hpnya untuk mencari inspirasi. Muncul wallpaper foto Shinichi dengan kaos bolanya. Ran tersentak. Sepak bola. “Mengapa aku bisa lupa kalo momen langka yang ada  di tahun ini adalah Piala Dunia?”

Carilah mereka di antara yang pulang hanya dari daerahku.
Ran berusaha mengingat tim yang sudah tersingkir dari acara olahraga sejagad itu. Hanya dari daerah lelaki itu berarti mungkin yang ia maksud hanya dari kawasan Eropa. Ran mengumpulkan nama negara  yang didapatnya dan mulai menyusun rencana kemana ia harus pergi pertama kali.

Suara Itu Pasti Indah.
“Itu dia. Itu urutan negaranya!Lalu siapa yang harus kutemukan?” Ran mengingat lagi. “Seseorang yang ingin aku temui. Shinichi…. Mungkin orang yang cukup dekat dengan Shinichi.” Ran terdiam. Tak pernah ia sangka di waktu liburannya, Ran harus menemukan orang yang belum tentu dikenalnya, dengan informasi alakadarnya. “Begini rasanya main detektif? Tapi apakah ini pantas disebut permainan?” Tunggu. Detektif.

Ran tau kemana harus pergi dan siapa yang akan ia temukan. Ran berusaha menggapai cahaya dan dalam sekejap tiba di lokasi pertama. 


Riuh rendah suara pawai kenaikan tahta seorang putra mahkota.
“Seharusnya bukan hal yang sulit menemukannya di tengah orang Eropa ini.” Ran berusaha menyemangati diri sendiri. Ran berlari kea rah kerumunann dan menemukan orangn yang dikenalnya. “Dapat!” seru Ran.
“Dapat apa?” ujar pria itu keheranan.
“Aku haris menemukan 3 orang lagi dengan profesi sama sepertimu. Tapi akutidak tahu siapa lagi.” Ujar Ran meratapi nasib(?)
“Aku pernah menemukan tiga orang lainnya dnegan profesi sama sepertiku. Ya di pulau itu. Sekolah detektif.” Pria itu membantu Ran. Ia membisikkan nama-nama tersangka(?) dan menjelaskan ciri khasnya. “Tapi, seseorang dari uatar telah tewas.” Suaranya merendah. Belum selesai kekagetan Ran, ia sudah lembali ke tempat semula.
“Terima kasih. Aku tertolong. Aku tahu kemana aku harus pergi selanjutnya. Ran kembali mendekati cahaya yang kian meredup.

Sampailah ke salah satu kota mode dunia.
“Mode… Perempuan…Detektif perempuan!” Ran dengan semangat menjelajahi kota itu. Pemnadangan yang menakjubkan ia nikmati. Seharian penuh sudah ia habiskan.
“Sebenarnya berada di dunia mana aku ini? Semuanya sungguh nyata. Orang-orang bahkan sadar akan kehadiranku” ketika Ran sibuk dengan pikirannya, seseorang berwajah jepan keluar dari butik di depannya. Ran mengerjar wanita itu.
“Dapat!” seru Ran dengan semangat. Mereka terdiam. Ran  akhirnya angkat bicara “Kau…detektif kan?”
“Detektif yaa? Hahaha dulu aku pernahbermain sekolah detektif, tapi huahaha jangan bercanda. Aku ini bukan detektif. Aku bukan detektif sungguhan.” Ran terdiam.
“ Seharusnya kau berhati-hati denganku. Aku ini pembunuh” ujar perempuan itu dengan suara yang direndahkan.
“Ini cindera mata untukmu karena kau mengingatku sebagai detektif. Sepertinya kau lebih muda dariku. Sudahkah kau puas mengelilingi kota ini? Entah kapan lagi kau bisa ke sini” perempuan itu berkedip dan berlalu.
Yap, perempuan itu benar. Ran sampai letih mengelilingi kota ini karena penasaran. Tanpa disadari Ran kembali ke tempat ia memulai segalanya.
“Oh ke sini lagi yaa. Aku berharap sudah berada di rumah sekarang.”keluh Ran. Cahaya kian meredup. “Bertahanlah! Setengah jalan lagi!” ucap Ran.

Ran kini berada di bangku penonton penampilan opera. Sungguh megah dan terhormat. Tapi, ia terusik dengan orang  si sebelahnya sedang berbisik sesame mereka.  Ran berusaha mencuri dengar. Seseorang dri bangku VVIP berdiri, berjalan menuju pintu keluar. Ran langsung bertindak.
“Mengapa kau beraninya keluar dari pertunjukan terhormat ini?”
“Oh sungguh memalukan. Tidakkah mereka sadar peran pembantu yang ia mainkan tidak layak untuk panggung semacam itu.”
‘benar. Ia orang yang perfeksionis.’ gumam Ran.
“Lantas apa urusanmu denganku? Kau menunggu pacarmu yang tak kunjung datang?” Tanya orang itu menyadarkan lamunan Ran. “Apa karena kehabisan tiket? Ini ambil tiketku untuk pacarmu itu. Golden Ticket hanya untuk 10 pembeli pertama. Terjual habis dalam waktu 30 detik secara online. Aku pembeli ketiga. Lelaki itu pergi.

Ran kembali ke tempat cahaya yang sudah redup.

“Tidak! Jangan mati! Seorang lagi!” Ran panik. “Jika seseorang itu tekah tiada, lantas siapa lagi yang berprofesi sama? Shinichi tolong akuuuu!!” Cahaya kian redup. “Shinichi….” Ran tidak dapat berpikir jernih. Ia pun dimakan cahaya. Terlempar tak tentu arah. Terbayang olehnya wajah Shinichi.” Jangan-jangan yang terakhir adalah….”


Ran terbangun.Ternyata ia tertidur di atas novel yang dibacanya.
“Ternyata hanya mimpi. Syukurlah!” Ran mengelus dada. Segera ia tutup novel tadi. Tersadar ada sesuatu tersandar di kursinya. “Ini, tas dengan cindera mata dari wanita itu?” Ran mencoba merogoh saku celananya “Golden Ticket opera?” Buru-buru Ran meletakkan novel dan bergegas pulang.\
“Hai darimana saja kau tiga hari ini Ran?” Ayahnya bertanya-tanya.
‘Tiga hari? Aku berpergian selama tiga hari?’ Ran berusaha memasukkan kejadian dengan logikanya.
“Hei Ran, bungkusan apa itu? Kemana saja kau?” Kembali ayahnya bertanya menyadarkan Ran dari lamunannya.
“Aku dari liburan ke Eropa.” Ucap Ran tersenyum pada diri sendiri dan memasuki kamar.







Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Sekarang lagi musim musimnya piala dunia nih. Timnas negara manakah yg kalian pegang? Ehm, sebenernya kita pengen banget kok timnas Indonesia yang masuk sebagai finalis piala dunia, dan alhamdulillah kita punya harapan besar buat para punggawa timnas U-19 untuk masuk world cup berikut berikutnya.
Ngomong-ngomong tentang timnas di pildun, pada dukung negara mana nih? Kalo gue sih awalnya pengen dukung Prancis. Emang dari dulu ngejagoin Prancis dari awal PD 2006 malah. Prancis yang mampu ngalahin juata bertahan Brazil, dan akhirnya secara tidak disangka masuk final. Untuk tahun ini, gue udah ancang-ancang mau dukung Prancis lagi. Tapi, sempet kecewa, soalnya Nasri ga masuk skuad :( kata orang sih emang ga cocok sama pelatihnya. Eh ga taunya Ribery bernasib sama, tidak dibawa ke Brazil. Beda kasus sih, kalo pemain Bayern Muenchen ini didera cedera. Sungguh kecewa.
Kebanyakan orang ngedukung Jerman termasuk bapak gue dan kakak gue. Gue tau Jerman jago, regenerasi pemainnya emang hebat-hebat. Tapi ntah mengapa gue belum pernah seutuhnya mau ngedukung tim yg mainstream didukung orang.
Kalo di piala eropa, gue biasanya dukung spanyol dari tahun 2008, itu karena Prancis yang udah harus angkat koper lebih awal di penyisihan grup, and the main reason is, my fav, Torres, berseragam Spanyol. Dulu yah pas PD 2006, yang dukung Spanyol sih kakak gue. Sekarang dia sudah berpaling hati ke Jerman. PD 2010, gue ga dukung siapa siapa, gue ga nonton jadi gue ga bisa memprediksi, liat gaya main dan semacemnya, iya walopun Torres main tapi rasanya Spanyol bukan andalan gue. Terakhir, piala eropa 2012. Torres lagi dilanda krisis kepercayaan. Syukur deh dia masuk timnas Spanyol yang otomatis buat gue dukung Spanyol (again). Top scorer pula huah rasanya itu loh, sebagai pembuktian ke orang-orang yg suka ngeremehin striker yang udah lumayan sesepuh ini. PD 2014, gue udah ngerasa kalo Torres udah ga secerah dulu. Yah tau lah yaa di Chelsea gimana. Tapi ujung ujungnya, tetep dipanggil masuk ke timnas Spanyol. Agak janggal sih tapi yah namanya juga fans, seneng dong. Sayangnya, Torres bukan starting line up lagi. Di sinilah saya kecewa. Spanyol bukan pilihan lagi. Semangat ajee dah om Torres, pancarkan sinarmu di Chelsea yang udah lama dipengenin orang.
Sebenernya, Gue lebih memilih ngedukung tim dengan kedok Kuda Hitam, diam diam mematikan hahah XD Gue berharap besar sama Jepang. Rasanya sebagian orang Asia akan beranggapan sama. Termasuk Bapak gue yang berharap agar negara Asia bisa bicara banyak di kancah dunia. Apalagi mereka punya Honda, Okazaki, Kagawa. Dan akhirnya pilihan gue jatuh pada Jepang. Gue megang Jepang. Tapi keluarga gue taunya gue dukung Prancis soalnya pas semalem yang tanding itu Italia vs Kosta Rika sama Prancis vs Swis. Di radio yang kami dengerin pas di jalan, bapak gue, dan bahkan di tipi tipi semua sibuk ngurusin Italia dan grup nerakanya di mana Inggris dapat diuntungkan kalo Itali menang. Gue sendiri yang koar koar kalo Prancis juga maen malam itu, lawan Swis lagi. Tapi media lebih memilih membahas pertandingan satunya.
Pagi-paginya, gue dibangunin oleh teriakan Bapak gue "Deeekkk, Prancis menang 5-2!!!" Gue ga ngangka bapak gue taunya gue dukung Prancis. Dan gue juga ga myangka, tanpa Nasri dan Ribery, Prancis masih bisa banyak bicara. Padahal sebelumnya Prancis dilanda krisis pemain pasca pensiunnya Zidane.
Setiap ada gelaran Piala Dunia, Piala Eropa, anggota keluarga gue selalu milih negara mana yang punya kans juara dengan pemain pemain yg dimilikinya. Jadi istilah karbit atau apalah itu ga berlaku di keluarga gue karena biasa setiap gelaran kita bakal ubah ubah negara yang kita dukung sesuai prediksi dan keinginan masing-masing. Soalnya kita cuma setia sama satu timnas, apalagi kalo bukan timnas kita sendiri yang lagi butuh support dari bangsa sendiri :D
Menurut gue tim-tim yang bakal nyusahin tim yang diunggulkan kebanyakan orang kayak Brazil, Jerman, Italia, dkk adalah Prancis, Belgia, dan satu lagi, gue ga suka sama tim ini tapi mereka juga lagi bagusnya bahkan disebut tim Kuda Hitam karena gaya permainan ala Jerman, Amerika Serikat. Kita lihat saja nanti~
21 Juni 2014. 20:11.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Hi blog, i'm in holiday (again). The most common expression is "Hurray!" Or the other happiness expression(?). Well, I do like holiday. But, in this case, i need the holiday, the real holiday sometimes. travelling with your family or friends, doing something crazy with your friends, hangout with your sister and cousin, gathering with your community. Yeah, i want something like that. The last trip in holiday for me is with my family but it was failed and after that we haven't had any trip in holiday yet. My father dont allow me and my sister to have a trip with our friends, if we want a trip do it with the familiy. But, you know,i and my sister have different schedule. It's hard for us to go together. You can imagine. I dont say i hate holiday cause it can turn some people going crazy because of boring. But, i hate the condition when activity in your school come to you in sudden, right at the holiday. Hey, you disturb my holiday. I never want to hate holiday because i always want it. It's like you take your words back when you say you want holiday but when you got it, you deny (?).

What i usually do in my holiday is going to bookstore and take the comic or novel, watching anime and movie, online, and now i want something new. Even it just a little thing like a new playlist on your walkman, new game on your phone,  and also new activity that can't you do because you dont have the time. It's not the time to complain about holiday, something that you must grateful for. We  must have fun in any condition. Maybe, learn something new in your life and explore it more to increase your ability and knowledge. But, how we do it? Idk. Find it by yourself. May be google dont reserved it, haha XD





21 Juni 2014. 00:03.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

Stray -blogger. Anime-manga-dorama lover. Amateur wpap-er. Subber. Light up your world with colours and words.

Follow me!

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • youtube

Categories

  • animasi
  • ASUS
  • Biografi
  • BNI
  • Book/Movie Review
  • Brown to green
  • Climate action
  • Daily chit chat
  • IDN App
  • investasi
  • karyakuu
  • Lomba blog
  • musikk
  • Newsflash
  • pembiayaan
  • pengelolaan risiko
  • Pensiun
  • pertumbuhan ekonomi
  • Pesona Indonesia
  • Simponi
  • tips and trick
  • Wonderful Indonesia

recent posts

Sponsor

Blog Archive

  • Desember 2023 (1)
  • Desember 2021 (1)
  • Mei 2021 (1)
  • September 2020 (1)
  • Mei 2020 (2)
  • April 2020 (1)
  • Maret 2020 (1)
  • Desember 2019 (1)
  • November 2019 (1)
  • September 2019 (2)
  • Agustus 2019 (1)
  • Juli 2019 (2)
  • Mei 2019 (1)
  • April 2019 (1)
  • Februari 2019 (2)
  • Desember 2018 (2)
  • Juni 2018 (1)
  • Desember 2017 (1)
  • September 2017 (1)
  • Juli 2017 (1)
  • Juni 2017 (1)
  • Mei 2017 (1)
  • April 2017 (4)
  • Maret 2017 (3)
  • Februari 2017 (1)
  • Januari 2017 (1)
  • September 2016 (2)
  • Juli 2016 (1)
  • Mei 2016 (1)
  • Maret 2016 (1)
  • Februari 2016 (1)
  • Juni 2014 (3)
  • Mei 2014 (1)
  • April 2014 (1)
  • Januari 2014 (1)
  • November 2013 (1)
  • September 2013 (1)
  • Agustus 2013 (1)
  • Mei 2013 (2)
  • Januari 2013 (1)
  • November 2012 (2)
  • Oktober 2012 (1)
  • Juni 2012 (1)
  • Januari 2012 (2)
  • Juli 2011 (1)
  • Juni 2011 (1)
  • Mei 2011 (1)
  • Maret 2011 (3)
  • Februari 2011 (1)
  • Januari 2011 (3)
  • Desember 2010 (2)
  • November 2010 (1)

Followers

Komunitas

Komunitas
Literasikk

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates