Cerpen: Terlambat Bangkit

by - 14.48

Menjadi ujung tanduk sebuah tim besar memang tidaklah mudah. Apalagi, mendapatkan cedera lutut yang mebuatmu tak dapat berlari kencang untuk membunuh gawang lawan. Itulah yang dialami oleh Khawarizmi, atau yang lebih akrab dipanggil Riz. Tak banyak yang tahu mengenai cedera lututnya yang hanya memiliki kesempatan dua kali operasi. Operasi pertama telah dijalaninya, namun jika sampai operasi kedua harus dijalani, impiannya menjadi striker utama di tim nasional Indonesia harus diluluhlantakkan ke ruang angkasa.

Riz merupakan pemain berkelas. Talenta yang dimilikinya membuat guru di Akademi sepak bola yang diikutinya berdecak kagum. Penyerang utama dari tim sepak bola SMA Aphrodite ini merupakan senjata tajam untuk merobek pertahanan lawan. Mendengar namanya saja akan mebuat banyak orang tertarik untuk bertanding melihat langsung ketajamannya dan melawannya.

Tidak begitu keadaannya sekarang. Dalam beberapa pertandingan terakhir, Riz kehilangan tajinya. Apakah cedera lututnya makin parah? Tidak ada yang tahu. Yang jelas, operasi pertama yang dijalaninya telah banyak membantunya menjalani kehidupan persepakbolaan. 3 pertandingan terakhir, Riz hanya mampu membawa timnya imbang melawan SMA yang sepangkat dengan SMA Aphrodite atau pun SMA dengan titel yang jauh lebih rendah dibanding tim yang diusungnya saat ini.

Kepercayaan para fans semakin menurun. Tentu saja, ini memengaruhi psikologis Riz dan membuatnya tertekan. Tidak sedikit teman sejawatnya yang masih percaya pada kemampuan emas yang dimiliki Riz. Mereka mengatakan bahwa Riz dalam masa transisi, yaah terkadang pemain memiliki masa istirahat, titik jenuh kemampuannya meningkat sehingga ketajamannya berkurang. Mungkin inilah masa transisi yang dialami Riz.

Riz mulai tak peduli dengan orang yang mulai meragukannya. Ia terus berjuang dan terus berlatih walau hasilnya tak kunjung terlihat.  Besok adalah pertandingan hidup dan mati. Pertarungan yang memertaruhkan nyawa SMA Aphrodite dalam Kejuaraan SMA Nasional. Percaya atau tidak, SMA Aphrodite merupakan favorit juara kedua. Sebagai juara bertahan tak terduga di tahun sebelumnya, SMA Aphrodite mampu menebar ancaman dan difavoritkan menjadi juara setelah SMA Sayyid Aghil Al-Syirad, tim sepak bola terhebat di Indonesia dengan pemain bertabur bintang di dalamnya.

Malam itu, Riz membuka blog pribadinya. Mulai mencurahkan apa yang ia rasakan, bagaimana kondisinya saat ini, bagaimana keadaan begitu menekannya, dan bagaimana beberapa teman-temannya tetap bertahan memercayainya.  Setelah selesai menarikan jemarinya di atas keyboard  laptopnya, ia menutupnya lalu bergerak untuk tidur. Berharap dapat tidur dengan nyenyaknya di hari penuh konspirasi, penuh ketegangan untuk dirinya sendiri.

Pagi yang cerah menyambut hari penentuan untuk SMA Aphrodite, tapi tidak begitu cerah untuk hati Riz dan juga timnya. Jam 2 siang nanti pertandingan dimulai. Tiap kali detik jam bergerak menambah kegelisahan di hati Riz. Terbesit di hatinya untuk membuka blog, melihat komentar yang mungkin di antara cacian terdapat nasihat yang membangkitkannya, namun selalu dielaknya.

Pukul 10 pagi, Riz siap berangkat untuk berkumpul bersama timnya yang akan melakukan pemanasan bersama. Laptop di atas meja, bagai berteriak untuk dibuka. Riz yang sudah siap berangkat tak mampu mengelak. Dibukanya laptop itu, dengan sigat membuka blognya. Berbagai komentar yang berisi mosi tidak percaya. Tiba-tiba ia tersenyum, mendapat gairah baru, Riz bangkit dari tempat duduknya, mematikan teman canggihnya dan berangkat.

“Dua gol membuktikan bahwa talenta emas Riz masih hidup. Tidak dapat berbangga, SMA Aphrodite gagal melangkah ke babak selanjutnya”

Itulah berita singkat yang muncul di situs resmi Liga Nasional SMA. Entah harus berbangga atau kecewa perasaan yang cocok dipasang oleh para pendukung SMA Aphrodite saat itu. Bagaimana dengan Riz? Dia bangga. Jiwanya telah bangkit. Pertarungan melawan Riz, Khawarizmi yang sebenarnya baru akan dimulai. Walau terlambat untuk bangkit dari keterpurukan, setidaknya Riz mendapat pelajaran berharga hari ini. Komentar dari curahan hatinya di blog malam itu menjadi rahasia kebangkitannya. Tidak ada tahu orang yang mempu mebangkitkan Riz dalam tulisan di blog Riz itu, hanya Riz dan si anonim. ------NS


cerita pendek di atas, terinspirasi dari pemain bola idola saya, yang hingga detik saya mengepost cerpen ini dia belum ada kemajuan penampilan. Saya harap cerita ini dapat menjadi nyata. Terima kasih bagi yang sudah membaca ^^ komentarnya silahkan~

You May Also Like

0 komentar