Indonesia dikenal sebagai archipelago, negara kepulauan dengan jumlah mencapai lebih dari 17.000 pulau. Indonesia terletak di antara dua benua yaitu Asia dan Australia, dan dua samudera yaitu Pasifik dan Hindia sehingga keberagaman hayati negara ini merupakan gabungan dari flora-fauna Asia dan Australasia. Negara yang juga dilalui garis khatulistiwa ini memiliki beragam ekosistem darat dan laut, termasuk di dalamnya hutan hujan terbesar ketiga di dunia dan segitiga terumbu karang yang terkenal. Tidak heran, pada tahun 2016 Indonesia dinobatkan sebagai negara dengan kekayaan aneka ragam hayati ketiga di dunia setelah Brazil dan Kolombia dan disebut sebagai negara megabiodiversity. Indonesia dicap sebagai salah satu pusat agrobiodiversitas perkebunan dan peternakan dunia. Sebanyak 10% jenis tanaman yang ada dunia yaitu sejumlah 29.375, tumbuh di Indonesia. Berdasarkan data yang dirangkum indonesia.go.id keanekaragaman hayati di indonesia terdiri atas 1500 jenis alga, 80.00 jenis tumbuhan berspora berupa jamur, 595 jenis lumut kerak, 2.197 jenis paku-pakuan, 40.000 jenis flora tumbuhan berbiji, 8.157 jenis fauna vertebrata, dan 1.900 jenis kupu-kupu. Keanekaragaman hayati yang tinggi ini terutama flora, berpotensi untuk dijadikan sumber makanan dan obat-obatan yang dapat dikonsumsi masyarakat setempat.
Obat Herbal di Indonesia
Dahulu ketika obat-obatan masih minim ketersediannya, para pendahulu memaksimalkan keberamnfaatan kenekaragaman hayati ini dengan menggunakan apa yang disediakan alam sebagai obat dan resep tersebut digunakan turun temurun. Sejak saat itu, tanaman telah menjadi sumber pokok obat-obatan yang sering kita sebut sebagai obat tradisional. Berbagai keluhan penyakit dapat diobati dengan memanfaatkan tanaman yang dapat dibudidayakan di sekitar rumah. Beberapa contoh obat tradisional yang sering digunakan antara lain: jika terkena penyakit campak dianjurkan meminum air kelapa muda, mengonsumsi air daun sirih untuk mencegah keputihan dan menjaga kebersihan daerah kewanitaan, rebusan daun seledri dan daun salam untuk menurunkan tekanan darah, kembang sepatu dan daun resam yang diremas dalam air dapat bermanfaat untuk menurunkan suhu tubuh saat demam, dan berbagai jenis tanaman lain dengan khasiatnya tersendiri.
Beberapa tahun belakangan ini, lidah buaya menjadi buah bibir banyak orang terutama para wanita karena dijadikan sebagai kandungan utama bahan kosmetika. Tidak sedikit bahan kosmetika seperti pelembab wajah dan kulit, masker wajah, pembersih muka, dan bahan kosmetika lain menjadikan lidah buaya sebagai bahan utamanya. Bahkan berbagai merk kosmetika berlomba-lomba menampilkan persentase kandungan lidah buaya yang lebih tinggi dengan wacana lebih tinggi khasiatnya. Sebenarnya, khasiat lidah buaya untuk kecantikan sudah dikisahkan sejak zaman Cleopatra, Ratu Mesir yang terkenal akan kecantikannya. Pada zaman Yunani kuno dahulu kala, lidah buaya juga sudah dikenal sebagai tanaman yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Lidah Buaya dan Seribu Manfaatnya
Lidah buaya atau Aloe vera atau Aloe barbadensis miller awalnya berasal dari Afrika Selatan dan Amerika Selatan. Kemampuan adaptasi yang cukup tinggi menjadikan lidah buaya dapat tumbuh dan dibudidaya di berbagai kondisi geografis di seluruh dunia kecuali di daerah tundra, padang pasir, dan hutan hujan. Lidah buaya lebih mudah tumbuh di daerah berhawa panas atau tropis seperti di tanah Indonesia sehingga Indonesia menjadi lokasi yang cocok sekali untuk bertanam lidah buaya. Budidaya lidah buaya terbesar di Indonesia terdapat di Pontianak, Kalimantan Barat.
Tidak banyak yang tahu kalau lidha buaya punya bagian tanaman lain selain daun akar, batang, dan bunga. Daun merupakan bagian dari lidah buaya yang paling banyak dimanfaatkan karena mengandung bahan aktif sehingga memiliki khasiat. Lidah buaya memiliki 75 komponen aktif yang berkhasiat antara lain vitamin ( A, C, E, B12, asam flat, dan kolin), enzim (Amilase, bradikinase, peroxidase, lipase, dll), mineral (kalsium, kromium, magnesium, kalium, natrium), karbohidrat (glukomanan dan fruktosa), antrakuinon, asam lemak, homon, dan berbagai jenis asam amino.
Mari kita break down satu per satu kandungan aktif lidah buaya serta khasiatnya yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetika dan sebagai obat-obatan lain yaitu:
1. Antiinflamasi
Kemampuan antiinflamasi yang dimiliki lidah buaya dapat menekan terjadinya reaksi radang salah satunya mengecilkan jerawat. Kemampuan ini diapatkan dari kandungan asam lemak, hormon, dan enzim.
2. Analgesik
Penggunaan gel lidah buaya yang diaplikasikan langsung pada daerah radang yang biasanya nyeri juga dapat mengurangi rasa sakit yang merupakan hasil dari aktivitas antrakuinon di dalamnya.
3. Membantu menyembuhkan luka
Gel lidah buaya bersifat dingin dan lembab. Kondisi ini sangat diperlukan untuk regenerasi sel akibat luka sehingga dapat mempercepat penutupan dan sembuhnya luka. Tidak hanya luka pada wajah juga pada daerah kulit lainnya. Selain itu, kandungan vitamin, mineral, dan zat aktif lainnya seperti hormon dapat membantu sel-sel tubuh utnuk menyembuhkan luka lebih cepat.
4. Antimikroba
Efek antimikroba lidah buaya berasal dari kandungan antrakuinon, saponin dan flavonoid. Saponin dan flavonoid dapat meluluhkan dinding sel bakteri sehingga mengganggu fungsi sel bakteri dan merusak membran sel bakteri. Kandungan lain seperti glukomanan dan acemannan berperan merangsang sistem imun seperti cara kerja antimikroba pada umumnya.
5. Antioksidan
Gel lidah buaya memiliki kandungan antioksidan yang didapat dari kandungan vitamin sehingga memiliki efek menetralkan radikal bebas dan melindungi kulit dari radiasi seperti radiasi sinar UV matahari. Kandungan antioksidan ini yang menjadikan lidah buaya memilki sifat antiaging pada kulit.
Pada dasarnya, semua tanaman dan buah-buahan memiliki kemampuan antioksidan untuk menangkal radikal bebas sehingga kita dianjurkan untuk rutin memakan buah dan sayuran. Selain kemampuan antioksidan, kemampuan antiradang dan antimikroba dipercaya juga dimiliki berbagai tanaman namun masih banyak jenis yang masih dalam tahap diteliti. Hal yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi dan menggunakan tanaman berkhasiat adalah efek alerginya karena setiap orang memiliki kemampuan imunitas terhadap alergi yang berbeda maka disarankan untuk menggunakannya pada area yang lebih kecil terlebih dahulu untuk mengetahui reaksi alergi.
Reaksi hipersensitivitas pada penggunaan lidah buaya secara topikal berupa kemerahan, sensasi terbakar, pedih, dan dermatitis.
Pelihara Fauna, Rawat Flora, Manfaatkan Seperlunya
Lidah buaya bersama dengan ribuan tanaman lainnya merupakan cerminan keanekaragaman hayati di Indonesia yang patut dilestarikan dan dibudidayakan. Selain berbagai keuntungan yang didapat karena banyaknya ragam jenis
makhluk hidup yang dimiliki tanah air tercinta, datang pula tanggung
jawab untuk menjaganya dari berbagai faktor yang dapat memunahkan
spesies tersebut. Faktor yang dapat menyebabkan kehilangan aneka ragam
hayati adalah degradasi habitat, eksploitasi hutan berlebihan, perubahan
iklim, kebakaran hutan dan lahan, hingga krisis ekonomi dan politik
yang selanjutnya menimbulkan jual beli hayati. Sebagai salah satu usaha dalam memperkenalkan keanekaragaman hayati milik Indonesia, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengajak kita semua turut andil dalam hari Keanekaragamn Hayati Dunia yang diperingati pada tanggal 22 mei setiap tahunnya. Dengan turut memelihara fauna dan merawat flora, kita juga turut serta dalam menjaga keseimbangan ekosistem kehidupan.
Data yang terdapat dalam tulisan ini berumber pada mongabay.com, indonesia.go.id, dan skripsi penulis.