Berbagi untuk Kemanusiaan, Berbagi untuk Kesejahteraan Nasional

by - 23.14

Ketika kita sedang berada dalam kesulitan, tentu kita merasa butuh bantuan. Selain berdoa pada Yang Maha Segalanya, kita dituntut untuk berusaha. Namun, daya dan upaya yang dimiliki seorang manusia sungguh sangat terbatas. Manusia tercipta dengan memiliki hati nurani untuk menolong sesama sehingga terbentuklah proses bermasyarakat yang saling tolong menolong. Hablum minannas atau hubungan baik sesama manusia yang juga berarti membantu sesama manusia. Manusia akan saling melengkapi, saling memberi dan juga menerima untuk saling memenuhi kebutuhannya karena setiap manusia memiliki perannya masing-masing di bumi ini. Istilah Zoon Politicon pun juga dicetuskan oleh Aristoteles untuk menggambarkan manusia sebagai makhluk sosial dari kenyataan ini. 
=========================================================================
Tersebutlah seseorang bernama Budi. Pada zaman orde baru tahun 1970-an, trnasmigrasi merupakan salah satu usaha pemerintah untuk pemerataan penduduk guna meningkatkan pemanfaatan lahan, kebun, dan hasil bumi yang lebih merata. Budi beserta istri dan kedua anaknya menjadi salah satu keluarga transmigran dari Jawa ke Sumatera. Hari demi hari dilalui Budi dan keluarga di pulau baru. Nasib tidak berjalan baik bagi mereka. Hingga suatu ketika, mereka terdampar di dekat pasar suatu desa. Kebetulan pasar hanya berlangsung satu kali seminggu. Keramaian jual beli dicampur dengan kelaparan dan keletihan membuat mereka terlihat begitu tak mampu lagi bertahan. Orang-orang semakin giat berlalu lalang.

Datanglah seorang pria, di usianya yang berada di ujung 30. Sebut saja Ujang. Ujang ternyat asudah memerhatikan Budi saat dia baru datang ke pasar hingga ia selesai berbelanja. Ujang pun bertanya pada Budi apa yang ia lakukan di sini bersama keluarganya  itu. Budi tanpa segan menjelaskan kondisinya dan berharap pertolongan datang melalui Ujang. Ujang pun mengajak Budi dan keluarga ke rumahnya. Rumah Ujang tanpa sederhana, penghasilannya juga pas-pasan untuk menghidupi keluarga. Namun, karena pada saat itu kehidupan memang sulit, Ujang turut membantu orang tuanya menyekolahkan adiknya.

"Sam! Siapkan makanan. Ada tamu empat orang" pinta Ujang pada adiknya.
Budi terpana. Ia mendapatkan pertolongan dari orang yang sama sekali tidak dikenalnya. Pertolongan yang tidak tanggung-tanggung. Budi dan Ujang menghabiskan waktu untuk berbagi kisah dan pengalaman agar Budi dapat menyusun langkah apa yang akan ia tempuh ke depannya. Uluran tangan Ujang tidak berhenti sampai di situ. Ujang pun memberikan pinjaman pada Budi agar Budi dapat merintis usahanya.
"Ini ga seberapa Bud. Semoga kamu bisa memanfaatkan ini sebaik mungkin." ujar Ujang tanpa menghancurkan sedikit pun harga diri Budi. Budi memandang Ujang dengan mata tak percaya. "Jangan Jang, nanti kami tidak sanggup membayarnya." tolak Budi tanpa menghancurkan harga diri Ujang.
"Jangan berkata seperti itu. Camkan bahwa kamu akan mendapat jauh lebih banyak dari modal ini. Supaya lebih semangat. Nanti kalau keadaan tidak seperti yang diharapkan, anggap saja hadiah dari saudara di Sumatera." Ujang menyemangati Budi.

Bertekad untuk membalas kebaikan Ujang dan amanat atas pemberian Ujang tersebut, Budi berhasil merintis usaha Rumah Makan Jawa di Sumatera dan hidup dari penghasilan tersebut. Budi tidak lupa akan kebaikan Ujang. Ketika ia melihat orang yang kesusahan, ia seperti melihat dirinya dulu. Terinspirasi dari perbuatan Ujang, Budi pun membantu orang-orang tersebut. Persaudaraan antara Budi dan Ujang juga terus berlanjut hingga menular ke keluarga masing-masing. Begitu mendengar bahwa Sam akan diwisuda di Jawa, daerah asal Budi, Budi langsung dengan serta merta menawarkan tempat tinggal untuk Ujang, Sam, beserta keluarga di kediaman orang tuanya. Keakraban pun menjalar antarkeluarga.

=========================================================================

Keuntungan Berbagi

Berapa poin kebaikan yang dapat diambil dari cerita Budi dan Ujang? Satu? Dua? atau Tiga? Jangan takut berbagi karena banyak sekali kebaikan yang didatangkan dari berbagi ke sesama. Bahkan lebih dari itu. Kebaikan yang didapat dari berbagi yang dapat kita pelajari dari kisah Budi dan Ujang antara lain:

Keuntungan berbagi dari kisah Budi dan Ujang

1. Kebahagiaan hati

Kebahagiaan hati nurani karena telah menolong sesama. Walau sedikit namun nyatanya itulah yang membuat Budi bangkit dari keterpurukannya. Ujang pun senang Budi tidak menolaknya.

Remember that the happiest people are not those getting more, but those giving more

2. Kemurahan rezeki.

Ujang tidak jatuh miskin dengan menolong Budi walau kehidupannya juga pas-pasan. Melainkan, Ujang dapat menyekolahkan adik dan anak-anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi. Ujang sendiri pun hanya tamatan SD. Rezeki tidak akan berhenti hanya karena kita berbagi. Sebaliknya, rezeki akan datang semakin banyak dengan cara yang direstui Allah SWT.

3. Menjalin silaturahim

Budi dan Ujang yang semula merupakan sama sekali orang asing menjadi bersaudara walau tak sedarah. Tidak hanya mereka berdua, hubungan kekeluargaan juga terjalin antar keluarga. Semakin banyak berbagi maka semakin banyak pula persaudaraan yang kita jalin dan semakin banyak pula keluarga yang kita miliki.

4. Kebaikan yang menular

Tidak hanya kebohongan yang membutuhkan kebohongan lainnya untuk menutupi kebohongan pertama, kebaikan juga begitu. Akan muncul kebaikan-kebaikan lainnya karena kebaikan awal. Lihatlah bagaimana Budi terinspirasi dari kebaikan Ujang yang dengan tanpa sungkan berbagi kepadanya. Berawal dari Ujang yang berbagi rezeki kepada Budi, Budi pun melanjutkan kebaikan itu pada orang lainnya.

5. Membantu meningkatkan kesejahteraan nasional

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang baik dalam bidang politik salah satunya proses demokrasi maupun dalam bidang ekonomi. Dari sudut pandang ekonomi, negara kita termasuk negara berkembang karena kesenjangan pendapatan antara si kaya dan si miskin yang begitu jauhnya. Ketimpangan ini dihitung berdasarkan pengeluaran penduduk dengan rasio gini yang berkisar antara 0-1. Semakin mendekati 1 maka semakin besar ketimpangan yang terjadi. 

Di sinilah peran berbagi dibutuhkan. Pengeluaran masyarakat kelas bawah dapat ditingkatkan dengan bantuan sosial. Jika nilai pengeluaran masyarakat kelas bawah meningkat maka ketimpangan yang terjadi makin sedikit. Sedikit saja peran kita untuk berbagi namun dampaknya besar bukan? Jangan pernah merasa kecil.

Keraguan Berbagi

Namun terkadang beberapa kekhawatiran muncul seiring dengan tumbuhnya niat baik. Wajar saja. Kita sebagai manusia dipenuhi oleh prasangka karena kita tidak tahu apa yang sebenarnya berada di balik pandangan kita. Beberapa keraguan yang biasa muncul antara lain:

1. Uang pas-pasan

"Udah akhir bulan, ntar aku makan apa? Bakalan ga cukup kalo bagi-bagi."
"Duh maaf yaa, bu. Bukannya ga mau nolong tapi aku juga lagi seret.
"Skip dulu deh. Lagi banyak kebutuhan."
Inilah godaan terbesar untuk berbagi. Namun, jangan pernah ragu untuk berbagi. Ketika kita memang baru mampu untuk menyedekahkan sedikit, tidak masalah. Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit.

2. Takut memberi pada orang yang salah

Inilah kekhawatiran yang juga sering terjadi apalagi di zaman sekarang ini. Banyak orang yang memanfaatkan kebaikan orang lain dengan berpura-pura miskin dan menjadi pengemis. Seperti yang kita lihat di berita yang ditayangkan baik di media elektronik dan media cetak bahwa seseorang menjadi meminta-minta sebagai profesinyaa, bahkan ia mendapatkan penghasilan lebih tinggi dari UMR. Merupakan hal yang lumrah jika sekarang orang-orang juga terkadang beat hari untuk menolong. Padahal meminta-minta bukanlah suatu pekerjaan. Hal tersebut sudah diatur dalam Hadits Rasulullah SAW:

"Barangsiapa meminta-minta kepada orang lain dengan tujuan untuk memperbanyak kekayaannya, sesungguhnya ia telah meminta bara api. terserah kepadanya, apakah ia akan mengumpulkan sedikit atau memperbanyaknya" H.R. Muslim

Untuk menghindari pransangka buruk tersebut yang bukannya bukan memperbanyak pahala namun menumpuk dosa karena melakukan suudzon, kita masih dapat berbagi rezeki melaui lembaga-lembaga pengumpul donasi satunya dompet dhuafa.
Berbagi menjadi lebih mudah, bermanfaat, dan bermakna.
 Tanpa takut salah kasih, dompet dhuafa memfasilitasi kita yang ingin berbagi kepada sesama dengan cara yang lebih mudah dan terpercaya. Beberapa cara mudah yang difasilitasi dompet dhuafa yaitu:
1. Kanal donasi online
2. Transfer via bank
3. Langsung ke counter
4. Kunjungan langsung ke lokasi program

Cara untuk Mulai Berbagi 

Sobat mungkin ada yang ingin menepis keraguan untuk berbagi namun masih bingung bagaimana caranya. Ini beberapa tips yang bisa sobat terapkan langsung agar sobat tidak takut lagu untuk berbagi.
Cara untuk ikhlas berbagi

 1. Paksakan

Karena terkadang terasa berat, untuk langkah awal paksakan saja dulu. Walau terkadang hati terasa berat namun dengan sedikit paksaan akan terlaksana. Lambat alun ketika sudah terbiasa, kita akan menjadi lebih ringan untuk berbagi tanpa keberatan.

2. Sisihkan langsung ketika mendapat rezeki

Ketika mendapatkan rezeki, alangkah baiknya jika langsung disisihkan untuk bersedekah dengan begitu kita masih tetap dapat melakukan sedekah walau di ujung bulan karena sudah dibagi sejak awal dan tidak menganggu kebutuhan.

3. Belajar dari sosok yang dikenal atau tokoh

Siapa yang tidak mengenal Joanne Kathleen Rowling? Yap, penulis serial terkenal Harry Potter. J.K. Rowling merupakan penulis terkaya sepanjang sejarah versi majalah Forbes. J.K Rowling bahkan menjadi penulis pertama yang masuk dalam jajaran orang terkaya. Namun wanita ini rela kehilangan gelarnya tersebut dengan menyumbangkan sebagian banyak hartanya untuk berbagi. Selain dari tokoh terkenal , kita juga dapat belajar kebaikan dari sosok yang  kita kenal. Seperti Budi yang belajar baiknya berbagi dari seorang Ujang.

4. Turut serta menjadi relawan

apabila menyumbangkan harta belum mampu, sumbangkanlah jasa. Karena berbagi tidak hanya harta namun dalam berbentuk lain yang bermanfaat.

5. Menyumbang barang bekas

Jika memang terllau berat untuk mengeluarkan uang, bisa kita mulai dari menyumbangkan barang bekas layak pakai namun sudah jarang atau bahkan tidak digunakan lagi. Mungkin bagi kita tidapt digunakan lagi namun bagi ornag lain mungkin saja berguna.


Jangan pernah takut berbagi karena dengan berbagi kita telah menjadi manusia seutuhnya, karena dengan berbagi bahagia kita dapatkan dunia dan akhirat, karena dengan berbagi kita telah menyumbangkan untuk kesejahteraan masyarakat bumi.  

The world needs people that care more about each other and less about themselves



Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa



Beberapa data dan kata bersumber pada:
Badan Pusat Statistik
CNN Indonesia
Muslim.or.id
dompetdhuafa.org
gambar google

Gambar bersumber pada:
freepik.com dan diubah seperlunya

You May Also Like

1 komentar

  1. Saya merasa berbagi bisa dilakukan dengan banyak cara, termasuk melalui uang.
    Kalau saya biasanya membiasakan diri untuk menyisihkan uang untuk berbagi.
    Jadi, lebih bahagia aja.

    Terima kasih untuk artikelnya.
    Salam Kak.

    Mampir lagi ya. :)

    BalasHapus