Ketika kita sedang berada dalam kesulitan, tentu kita merasa butuh 
bantuan. Selain berdoa pada Yang Maha Segalanya, kita dituntut untuk 
berusaha. Namun, daya dan upaya yang dimiliki seorang manusia sungguh 
sangat terbatas. Manusia tercipta dengan memiliki hati nurani untuk 
menolong sesama sehingga terbentuklah proses bermasyarakat yang saling 
tolong menolong. Hablum minannas atau hubungan baik sesama manusia yang 
juga berarti membantu sesama manusia. Manusia akan saling melengkapi, 
saling memberi dan juga menerima untuk saling memenuhi kebutuhannya 
karena setiap manusia memiliki perannya masing-masing di bumi ini. 
Istilah Zoon Politicon pun juga dicetuskan oleh Aristoteles untuk 
menggambarkan manusia sebagai makhluk sosial dari kenyataan ini. 
=========================================================================
Tersebutlah
 seseorang bernama Budi. Pada zaman orde baru tahun 1970-an, 
trnasmigrasi merupakan salah satu usaha pemerintah untuk pemerataan 
penduduk guna meningkatkan pemanfaatan lahan, kebun, dan hasil bumi yang
 lebih merata. Budi beserta istri dan kedua anaknya menjadi salah satu 
keluarga transmigran dari Jawa ke Sumatera. Hari demi hari dilalui Budi 
dan keluarga di pulau baru. Nasib tidak berjalan baik bagi mereka. 
Hingga suatu ketika, mereka terdampar di dekat pasar suatu desa. 
Kebetulan pasar hanya berlangsung satu kali seminggu. Keramaian jual 
beli dicampur dengan kelaparan dan keletihan membuat mereka terlihat 
begitu tak mampu lagi bertahan. Orang-orang semakin giat berlalu lalang.
Datanglah
 seorang pria, di usianya yang berada di ujung 30. Sebut saja Ujang. 
Ujang ternyat asudah memerhatikan Budi saat dia baru datang ke pasar 
hingga ia selesai berbelanja. Ujang pun bertanya pada Budi apa yang ia 
lakukan di sini bersama keluarganya  itu. Budi tanpa segan menjelaskan 
kondisinya dan berharap pertolongan datang melalui Ujang. Ujang pun 
mengajak Budi dan keluarga ke rumahnya. Rumah Ujang tanpa sederhana, 
penghasilannya juga pas-pasan untuk menghidupi keluarga. Namun, karena 
pada saat itu kehidupan memang sulit, Ujang turut membantu orang tuanya 
menyekolahkan adiknya.
"Sam! Siapkan makanan. Ada tamu empat orang" pinta Ujang pada adiknya.
Budi
 terpana. Ia mendapatkan pertolongan dari orang yang sama sekali tidak 
dikenalnya. Pertolongan yang tidak tanggung-tanggung. Budi dan Ujang 
menghabiskan waktu untuk berbagi kisah dan pengalaman agar Budi dapat 
menyusun langkah apa yang akan ia tempuh ke depannya. Uluran tangan 
Ujang tidak berhenti sampai di situ. Ujang pun memberikan pinjaman pada 
Budi agar Budi dapat merintis usahanya.
"Ini
 ga seberapa Bud. Semoga kamu bisa memanfaatkan ini sebaik mungkin." 
ujar Ujang tanpa menghancurkan sedikit pun harga diri Budi. Budi 
memandang Ujang dengan mata tak percaya. "Jangan Jang, nanti kami tidak 
sanggup membayarnya." tolak Budi tanpa menghancurkan harga diri Ujang.
"Jangan berkata seperti itu. Camkan bahwa kamu akan mendapat jauh lebih banyak dari modal ini. Supaya lebih semangat. Nanti kalau keadaan tidak seperti yang diharapkan, anggap saja hadiah dari saudara di Sumatera." Ujang menyemangati Budi.
"Jangan berkata seperti itu. Camkan bahwa kamu akan mendapat jauh lebih banyak dari modal ini. Supaya lebih semangat. Nanti kalau keadaan tidak seperti yang diharapkan, anggap saja hadiah dari saudara di Sumatera." Ujang menyemangati Budi.
Bertekad untuk membalas kebaikan Ujang dan amanat atas pemberian Ujang tersebut, Budi berhasil merintis usaha Rumah Makan Jawa di Sumatera dan hidup dari penghasilan tersebut. Budi tidak lupa akan kebaikan Ujang. Ketika ia melihat orang yang kesusahan, ia seperti melihat dirinya dulu. Terinspirasi dari perbuatan Ujang, Budi pun membantu orang-orang tersebut. Persaudaraan antara Budi dan Ujang juga terus berlanjut hingga menular ke keluarga masing-masing. Begitu mendengar bahwa Sam akan diwisuda di Jawa, daerah asal Budi, Budi langsung dengan serta merta menawarkan tempat tinggal untuk Ujang, Sam, beserta keluarga di kediaman orang tuanya. Keakraban pun menjalar antarkeluarga.
=========================================================================
Keuntungan Berbagi
Berapa
 poin kebaikan yang dapat diambil dari cerita Budi dan Ujang? Satu? Dua?
 atau Tiga? Jangan takut berbagi karena banyak sekali kebaikan yang 
didatangkan dari berbagi ke sesama. Bahkan lebih dari itu. Kebaikan yang
 didapat dari berbagi yang dapat kita pelajari dari kisah Budi dan Ujang
 antara lain:
|  | 
| Keuntungan berbagi dari kisah Budi dan Ujang | 
1. Kebahagiaan hati
Kebahagiaan
 hati nurani karena telah menolong sesama. Walau sedikit namun nyatanya 
itulah yang membuat Budi bangkit dari keterpurukannya. Ujang pun senang 
Budi tidak menolaknya.
Remember that the happiest people are not those getting more, but those giving more
2. Kemurahan rezeki.
Ujang
 tidak jatuh miskin dengan menolong Budi walau kehidupannya juga 
pas-pasan. Melainkan, Ujang dapat menyekolahkan adik dan anak-anaknya 
hingga ke jenjang perguruan tinggi. Ujang sendiri pun hanya tamatan SD. 
Rezeki tidak akan berhenti hanya karena kita berbagi. Sebaliknya, rezeki
 akan datang semakin banyak dengan cara yang direstui Allah SWT.
3. Menjalin silaturahim
Budi
 dan Ujang yang semula merupakan sama sekali orang asing menjadi 
bersaudara walau tak sedarah. Tidak hanya mereka berdua, hubungan 
kekeluargaan juga terjalin antar keluarga. Semakin banyak berbagi maka 
semakin banyak pula persaudaraan yang kita jalin dan semakin banyak pula
 keluarga yang kita miliki.
4. Kebaikan yang menular
Tidak
 hanya kebohongan yang membutuhkan kebohongan lainnya untuk menutupi 
kebohongan pertama, kebaikan juga begitu. Akan muncul kebaikan-kebaikan 
lainnya karena kebaikan awal. Lihatlah bagaimana Budi terinspirasi dari 
kebaikan Ujang yang dengan tanpa sungkan berbagi kepadanya. Berawal dari
 Ujang yang berbagi rezeki kepada Budi, Budi pun melanjutkan kebaikan 
itu pada orang lainnya.
5. Membantu meningkatkan kesejahteraan nasional
Indonesia
 merupakan negara yang sedang berkembang baik dalam bidang politik salah
 satunya proses demokrasi maupun dalam bidang ekonomi. Dari sudut 
pandang ekonomi, negara kita termasuk negara berkembang karena 
kesenjangan pendapatan antara si kaya dan si miskin yang begitu jauhnya.
 Ketimpangan ini dihitung berdasarkan pengeluaran penduduk dengan rasio 
gini yang berkisar antara 0-1. Semakin mendekati 1 maka semakin besar 
ketimpangan yang terjadi. 
Di sinilah peran berbagi dibutuhkan. Pengeluaran masyarakat kelas bawah dapat ditingkatkan dengan bantuan sosial. Jika nilai pengeluaran masyarakat kelas bawah meningkat maka ketimpangan yang terjadi makin sedikit. Sedikit saja peran kita untuk berbagi namun dampaknya besar bukan? Jangan pernah merasa kecil.
Keraguan Berbagi
Namun
 terkadang beberapa kekhawatiran muncul seiring dengan tumbuhnya niat 
baik. Wajar saja. Kita sebagai manusia dipenuhi oleh prasangka karena 
kita tidak tahu apa yang sebenarnya berada di balik pandangan kita. 
Beberapa keraguan yang biasa muncul antara lain:
1. Uang pas-pasan
"Udah akhir bulan, ntar aku makan apa? Bakalan ga cukup kalo bagi-bagi."
"Duh maaf yaa, bu. Bukannya ga mau nolong tapi aku juga lagi seret.
"Skip dulu deh. Lagi banyak kebutuhan."
Inilah godaan terbesar untuk berbagi. Namun, jangan pernah ragu untuk berbagi. Ketika kita memang baru mampu untuk menyedekahkan sedikit, tidak masalah. Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit.
"Duh maaf yaa, bu. Bukannya ga mau nolong tapi aku juga lagi seret.
"Skip dulu deh. Lagi banyak kebutuhan."
Inilah godaan terbesar untuk berbagi. Namun, jangan pernah ragu untuk berbagi. Ketika kita memang baru mampu untuk menyedekahkan sedikit, tidak masalah. Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit.
2. Takut memberi pada orang yang salah
Inilah
 kekhawatiran yang juga sering terjadi apalagi di zaman sekarang ini. 
Banyak orang yang memanfaatkan kebaikan orang lain dengan berpura-pura 
miskin dan menjadi pengemis. Seperti yang kita lihat di berita yang 
ditayangkan baik di media elektronik dan media cetak bahwa seseorang 
menjadi meminta-minta sebagai profesinyaa, bahkan ia mendapatkan 
penghasilan lebih tinggi dari UMR. Merupakan hal yang lumrah jika 
sekarang orang-orang juga terkadang beat hari untuk menolong. Padahal 
meminta-minta bukanlah suatu pekerjaan. Hal tersebut sudah diatur dalam 
Hadits Rasulullah SAW:
"Barangsiapa meminta-minta kepada orang lain dengan tujuan untuk memperbanyak kekayaannya, sesungguhnya ia telah meminta bara api. terserah kepadanya, apakah ia akan mengumpulkan sedikit atau memperbanyaknya" H.R. Muslim
Untuk
 menghindari pransangka buruk tersebut yang bukannya bukan memperbanyak 
pahala namun menumpuk dosa karena melakukan suudzon, kita masih dapat 
berbagi rezeki melaui lembaga-lembaga pengumpul donasi satunya dompet dhuafa.
Berbagi menjadi lebih mudah, bermanfaat, dan bermakna.
 Tanpa
 takut salah kasih, dompet dhuafa memfasilitasi kita yang ingin berbagi 
kepada sesama dengan cara yang lebih mudah dan terpercaya. Beberapa cara
 mudah yang difasilitasi dompet dhuafa yaitu:
1. Kanal donasi online
2. Transfer via bank
3. Langsung ke counter
4. Kunjungan langsung ke lokasi program
Cara untuk Mulai Berbagi
Sobat
 mungkin ada yang ingin menepis keraguan untuk berbagi namun masih 
bingung bagaimana caranya. Ini beberapa tips yang bisa sobat terapkan 
langsung agar sobat tidak takut lagu untuk berbagi.
|  | |
| Cara untuk ikhlas berbagi | 
1. Paksakan
Karena
 terkadang terasa berat, untuk langkah awal paksakan saja dulu. Walau 
terkadang hati terasa berat namun dengan sedikit paksaan akan 
terlaksana. Lambat alun ketika sudah terbiasa, kita akan menjadi lebih 
ringan untuk berbagi tanpa keberatan.
2. Sisihkan langsung ketika mendapat rezeki
Ketika
 mendapatkan rezeki, alangkah baiknya jika langsung disisihkan untuk 
bersedekah dengan begitu kita masih tetap dapat melakukan sedekah walau 
di ujung bulan karena sudah dibagi sejak awal dan tidak menganggu 
kebutuhan.
3. Belajar dari sosok yang dikenal atau tokoh
Siapa
 yang tidak mengenal Joanne Kathleen Rowling? Yap, penulis serial 
terkenal Harry Potter. J.K. Rowling merupakan penulis terkaya sepanjang 
sejarah versi majalah Forbes. J.K Rowling bahkan menjadi penulis pertama
 yang masuk dalam jajaran orang terkaya. Namun wanita ini rela 
kehilangan gelarnya tersebut dengan menyumbangkan sebagian banyak 
hartanya untuk berbagi. Selain dari tokoh terkenal , kita juga dapat 
belajar kebaikan dari sosok yang  kita kenal. Seperti Budi yang belajar 
baiknya berbagi dari seorang Ujang.
4. Turut serta menjadi relawan
apabila
 menyumbangkan harta belum mampu, sumbangkanlah jasa. Karena berbagi 
tidak hanya harta namun dalam berbentuk lain yang bermanfaat.
5. Menyumbang barang bekas
Jika
 memang terllau berat untuk mengeluarkan uang, bisa kita mulai dari 
menyumbangkan barang bekas layak pakai namun sudah jarang atau bahkan 
tidak digunakan lagi. Mungkin bagi kita tidapt digunakan lagi namun bagi
 ornag lain mungkin saja berguna.
Jangan
 pernah takut berbagi karena dengan berbagi kita telah menjadi manusia 
seutuhnya, karena dengan berbagi bahagia kita dapatkan dunia dan 
akhirat, karena dengan berbagi kita telah menyumbangkan untuk 
kesejahteraan masyarakat bumi.  
The world needs people that care more about each other and less about themselves
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa
Beberapa data dan kata bersumber pada:
Badan Pusat Statistik
CNN Indonesia
Muslim.or.id
dompetdhuafa.org
gambar google
Gambar bersumber pada:
freepik.com dan diubah seperlunya

