Memang benar, semakin banyak tempat yang dikunjungi, semakin banyak pula pengalaman cita rasa yang dimiliki lidah. Namun, lidah memang paling cocok dengan makanan daerah asal. Begitu pula dengan Ibunda. Dodol selalu mengingatkannya dengan cara pembuatan karena beliau pernah terjun langsung dalam pembuatan cemilan mirip ini.
Gelamai atau juga yang biasa didengar dengan nama Kelamai merupakan makanan kuliner khas Kecamatan Pangkalan Jambu, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Gelamai yang paling terkenal dan telah banyak dikomersilkan adalah Gelamai Perentak, salah satu desa di kecamatan tersebut dan merupakan kampung halaman nenek tercinta. Bentuk, rasa, dan rupa umumnya mirip dengan dodol karena gelamai merupakan salah satu jenis dodol namun daerah asalnya berbeda ini menandakan kreasi rasa nusantara yang berbeda-beda.
Gelamai banyak ditemukan pada saat hari raya Idul Fitri bahkan dijadikan rakyat setempat sebagai hadiah untuk dibagikan kepada sanak saudara yang berkunjung. Ini merupakan bentuk fisik THR yang berbeda. Proses pembuatan yang cukup lama membuat para penduduk lokal mulai melakukan persiapan sejak awal puasa. Setelah 10 hari puasa, dapat dilihat pemandangan orang-orang mulai disibuki dengan kegiatan "ngaduk" ini.
Gelamai terdiri dari kulit dan isi. Kulit gelamai menggunakan pandan berduri yang dibersihkan durinya, dicuci, direbus, dikeringkan, lalu dianyam. Kulit gelamai telah banyak dikreasikan dengan campuran berbagai warna bahkan ada yang terbuat dari bahan sintetis namun dari bahan alami juga tidak langka. Bisa dilihat dari gambar di atas (maklum bukan fotografer, hehe), kulit gelamai masih berbahan tradisional. Bahan untuk gelamai yang diperlukan adalah beras, gula, dan kelapa. Langkah pertama persiapan adalah menumbuk beras hingga halus seperti tepung beras. Kelapa diparut dan diperas untuk diambil santannya. Setelah semua bahan siap, santan dimasak. Masukkan tepung beras, aduk terus hingga setengah masak lalu masukkan gula. Jangan pernah berhenti mengaduk! merupakan syarat utama keberhasilan pangan ringan satu ini. Semua bahan akan mengeras dan tercampur. Warna cokelat yang muncul berasal dari gula yang masak. Gelamai dikatakan masak jika telah kental, disebut Kenji Gelamai. Dalam bentuk ini, gelamai telah dapat disantap. Jika sedang musim durian, penduduk terkadang memasukkan daging buah durinan untuk mengubah cita rasa gelamai menjadi lebih nikmat. Karena semua hal dilakukan dengan tradisional, alat-alat yang digunakan pun juga masih sederhana seperti alat penumbuk, parut kelapa, kuali dan kayu bakar. Takarannya pun sederhana. Satu canting beras, satu canting gula, dan sebuah kelapa. Jika ditanyakan dalam gram ataupun mililiter, sulit untuk diperkirakan.
Bagi para penonton setia Upin Ipin, mungkin mendapat gambaran proses pembuatan dodol ini. Tidak heran karena kita berasal dari suku yang sama yaitu Melayu. Namun, mungkin terdapat perbedaan dalam beberapa hal karena disesuaikan dengan selera dan keadaan suatu daerah. Pernah menyantapa dodol ala Sumatera ini? Bentuknya unik dan begitu berasahaja. Rasanya manis, gemuk, dan berminyak. Cocok sekali menemani kunjungan keluarga di Hari Raya. Oh iya, cara memakannya dengan dipotong, lalu dibuka kulitnya. Makanan ini dapat disimpan berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Simpan di tempat kering. Perhatikan jika terdapat bintik-bintik putih berarti telah berjamur. Selamat mencicip!